Selasa, 30 Juli 2013

Fotografer Pemula - Sebagai seorang fotografer pemula atau baru belajar tentang dunia fotografi, artikel kali ini cocok untuk dibaca. Kami akan mengulas beberapa gagasan yang bisa membantu kalian dalam proses menjadi seorang fotografer.
Fotografer Pemula
Copyright: Danakore

1. Jangan tergesa-gesa membeli perangkat fotografi yang mahal

Kemungkinan untuk menghasilkan foto yang baik dengan menggunakan kamera yang murah seperti kamera saku sangat mungkin terjadi, jika tidak percaya lihat lah hasil-hasil foto berikut ini menggunakan kamera saku. Semakin banyak Sobat mengambil foto, maka kalian akan semakin mengerti tentang kebutuhan kamera ketika akan melakukan upgrade perangkat fotografi.

2. Pertimbangkan membeli Tripod

Tripod yang tidak terlalu mahal dan kokoh kiranya layak untuk dipertimbangkan, terutama jika Sobat memiliki kecenderungan tangan yang bergetar, kalian akan terkejut dan puas ketika melihat hasil jepretan dengan menggunakan Tripod. jika ingin foto lebih stabil lagi, kalian bisa menggunakan fitur timer atau shutter release ketika menggunakan Tripod.

3. Bawa kamera kalian kemanapun pergi

Peluang foto yang bagus sering kali datang ketika sobat tidak menyadari atau mengharapkannya, dan jika kalian bisa menyederhanakan perangkat kamera kalian, seperti membawa hanya tas kamera serta tripod maka bawalah perangkat tersebut kemana kalian pergi, dan tentunya kalian tidak akan menyesal ketika tiba-tiba mendapatkan peluang foto yang jarang sekali terjadi. Jika Sobat memiliki handphone yang memiliki fitur kamera, maka gunakan untuk mengambil gambar sebagai 'note' untuk pemandangan itu, dan sobat bisa kembali dengan membawa kamera yang sebenarnya.

4. Buatlah daftar foto yang ingin Sobat ambil

Jika sobat tidak bisa membawa serta kamera kalian, maka setidaknya tetaplah membawa buku saku dan selalu mencatat tempat-tempat yang sobat ingin kembali untuk memotret tempat tersebut. pastikan sobat mencatat setiap detil yang penting, seperti pencahayaan, sehingga sobat bisa kembali ketempat tersebut di waktu yang sama atau pada saat cuaca yang tepat. Jika sobat tidak ingin membawa buku saku, maka kalian bisa mengirimkan catatan via email lewat handphone,

5. Jangan mengabaikan subyek yang 'biasa' dalam fotografi

Sobat mungkin tidak melihat sesuatu yang menarik dan layak dipotret di kamar tamu atau halaman belakang, tetapi setidaknya cobalah melihat sekeliling dengan sudut pandang yang baru. Sobat mungkin bisa menemukan spektrum cahaya atau beberapa bunga liar di halaman belakang rumah kalian, seringkali sebuah obyek sederhana bisa menciptakan foto yang bagus.

6. Nikmatilah proses belajar fotografi

Hal yang paling menarik mempelajari sebuah hobi seperti fotografi, adalah tidak ada kata cukup dalam mempelajarinya. Sumber inspirasi banyak sekali bisa ditemukan disekeliling kalian. Lihatlah semua hal tersebut menggunakan mata seorang fotografer dan Sobat akan menemukan peluang foto yang tidak kalian sadari sebelumnya.

7. Manfaatkan Sumber online belajar fotografi gratis

Pelajari foto-foto yang dihasilkan oleh fotografer profesional melalui situs seperti flickr, atau website yang berbagi informasi tentang teknik fotografi seperti InFotografi, disana bisa kalian temukan inspirasi dan tips tentang dunia fotografi. Jika Sobat tertarik untuk belajar mengenai post-processing dan masih belum ada anggaran biaya untuk membeli software seperti Adobe Photoshop, cobalah gunakan software free seperti GIMP

8. Terus melakukan uji coba pada pengaturan kamera

Kamera saku yang Sobat miliki bisa jadi memiliki fitur yang jauh lebih fleksibel dari yang kalian ketahui sekarang. Bacalah buku petunjuk atau manual untuk bantuan mengartikan simbol-simbol yang ada dalam pengaturan kamera. Cobalah memotret satu subyek dengan menggunakan pengaturan yang berbeda, lihat dan pelajari serta  pilihlah hasil mana yang paling kalian sukai. Ketika me-review ulang foto-foto tersebut pada komputer, coba lihat EXIF data setiap foto untuk melihat kembali pengaturan kamera yang kalian gunakan saat memotret.

9. Pelajari aturan-aturan dasar

Seperti yang kita ketahui, banyak sekali informasi tentang dunia fotografi tersebar secara online di internet. Mulailah dengan beberapa artikel tentang komposisi. Terbukalah pada pendapat - pendapat dari fotografer yang lebih berpengalaman mengenai teknik fotografi yang mereka gunakan. Sobat tentunya harus mengetahui dan memahami aturan dasar sebelum melanggarnya bukan?

10. Memotretlah secara rutin

Cobalah memotret sesuatu setiap hari, jika Sobat tidak bisa melakukannya, maka pastikan kalian berlatih secara rutin sehingga Sobat tidak lupa apa yang telah kalian pelajari sebelumnya. Cara yang paling baik melakukan ini adalah memberikan pada diri sendiri sebuah tantangan fotografi setiap minggunya.

11. Jangan takut untuk bereksperimen

Jika Sobat menggunakan kamera digital, lakukan uji coba secara terus menerus dan kemungkinan besar kalian akan menemukan sesuatu yang sangat kalian sukai, dan tentunya kalian akan belajar banyak melalui proses belajar ini.
06.39 Smartvone

Fotografer Pemula - Sebagai seorang fotografer pemula atau baru belajar tentang dunia fotografi, artikel kali ini cocok untuk dibaca. Kami akan mengulas beberapa gagasan yang bisa membantu kalian dalam proses menjadi seorang fotografer.
Fotografer Pemula
Copyright: Danakore

1. Jangan tergesa-gesa membeli perangkat fotografi yang mahal

Kemungkinan untuk menghasilkan foto yang baik dengan menggunakan kamera yang murah seperti kamera saku sangat mungkin terjadi, jika tidak percaya lihat lah hasil-hasil foto berikut ini menggunakan kamera saku. Semakin banyak Sobat mengambil foto, maka kalian akan semakin mengerti tentang kebutuhan kamera ketika akan melakukan upgrade perangkat fotografi.

2. Pertimbangkan membeli Tripod

Tripod yang tidak terlalu mahal dan kokoh kiranya layak untuk dipertimbangkan, terutama jika Sobat memiliki kecenderungan tangan yang bergetar, kalian akan terkejut dan puas ketika melihat hasil jepretan dengan menggunakan Tripod. jika ingin foto lebih stabil lagi, kalian bisa menggunakan fitur timer atau shutter release ketika menggunakan Tripod.

3. Bawa kamera kalian kemanapun pergi

Peluang foto yang bagus sering kali datang ketika sobat tidak menyadari atau mengharapkannya, dan jika kalian bisa menyederhanakan perangkat kamera kalian, seperti membawa hanya tas kamera serta tripod maka bawalah perangkat tersebut kemana kalian pergi, dan tentunya kalian tidak akan menyesal ketika tiba-tiba mendapatkan peluang foto yang jarang sekali terjadi. Jika Sobat memiliki handphone yang memiliki fitur kamera, maka gunakan untuk mengambil gambar sebagai 'note' untuk pemandangan itu, dan sobat bisa kembali dengan membawa kamera yang sebenarnya.

4. Buatlah daftar foto yang ingin Sobat ambil

Jika sobat tidak bisa membawa serta kamera kalian, maka setidaknya tetaplah membawa buku saku dan selalu mencatat tempat-tempat yang sobat ingin kembali untuk memotret tempat tersebut. pastikan sobat mencatat setiap detil yang penting, seperti pencahayaan, sehingga sobat bisa kembali ketempat tersebut di waktu yang sama atau pada saat cuaca yang tepat. Jika sobat tidak ingin membawa buku saku, maka kalian bisa mengirimkan catatan via email lewat handphone,

5. Jangan mengabaikan subyek yang 'biasa' dalam fotografi

Sobat mungkin tidak melihat sesuatu yang menarik dan layak dipotret di kamar tamu atau halaman belakang, tetapi setidaknya cobalah melihat sekeliling dengan sudut pandang yang baru. Sobat mungkin bisa menemukan spektrum cahaya atau beberapa bunga liar di halaman belakang rumah kalian, seringkali sebuah obyek sederhana bisa menciptakan foto yang bagus.

6. Nikmatilah proses belajar fotografi

Hal yang paling menarik mempelajari sebuah hobi seperti fotografi, adalah tidak ada kata cukup dalam mempelajarinya. Sumber inspirasi banyak sekali bisa ditemukan disekeliling kalian. Lihatlah semua hal tersebut menggunakan mata seorang fotografer dan Sobat akan menemukan peluang foto yang tidak kalian sadari sebelumnya.

7. Manfaatkan Sumber online belajar fotografi gratis

Pelajari foto-foto yang dihasilkan oleh fotografer profesional melalui situs seperti flickr, atau website yang berbagi informasi tentang teknik fotografi seperti InFotografi, disana bisa kalian temukan inspirasi dan tips tentang dunia fotografi. Jika Sobat tertarik untuk belajar mengenai post-processing dan masih belum ada anggaran biaya untuk membeli software seperti Adobe Photoshop, cobalah gunakan software free seperti GIMP

8. Terus melakukan uji coba pada pengaturan kamera

Kamera saku yang Sobat miliki bisa jadi memiliki fitur yang jauh lebih fleksibel dari yang kalian ketahui sekarang. Bacalah buku petunjuk atau manual untuk bantuan mengartikan simbol-simbol yang ada dalam pengaturan kamera. Cobalah memotret satu subyek dengan menggunakan pengaturan yang berbeda, lihat dan pelajari serta  pilihlah hasil mana yang paling kalian sukai. Ketika me-review ulang foto-foto tersebut pada komputer, coba lihat EXIF data setiap foto untuk melihat kembali pengaturan kamera yang kalian gunakan saat memotret.

9. Pelajari aturan-aturan dasar

Seperti yang kita ketahui, banyak sekali informasi tentang dunia fotografi tersebar secara online di internet. Mulailah dengan beberapa artikel tentang komposisi. Terbukalah pada pendapat - pendapat dari fotografer yang lebih berpengalaman mengenai teknik fotografi yang mereka gunakan. Sobat tentunya harus mengetahui dan memahami aturan dasar sebelum melanggarnya bukan?

10. Memotretlah secara rutin

Cobalah memotret sesuatu setiap hari, jika Sobat tidak bisa melakukannya, maka pastikan kalian berlatih secara rutin sehingga Sobat tidak lupa apa yang telah kalian pelajari sebelumnya. Cara yang paling baik melakukan ini adalah memberikan pada diri sendiri sebuah tantangan fotografi setiap minggunya.

11. Jangan takut untuk bereksperimen

Jika Sobat menggunakan kamera digital, lakukan uji coba secara terus menerus dan kemungkinan besar kalian akan menemukan sesuatu yang sangat kalian sukai, dan tentunya kalian akan belajar banyak melalui proses belajar ini.


Tips Fotografi - Kamera DSLR memungkinkan seseorang untuk mengambil banyak foto-foto sesuai dengan kreatifitas mereka, tetapi untuk mengerti serta memahami pengaturan kamera pasti membutuhkan sedikit waktu untuk beradaptasi. Percaya atau tidak jika sobat ingin sekali segera menghasilkan foto yang bagus, hal ini mungkin akan membuat frustasi, tetapi bagaimanapun juga, satu-satunya cara adalah memastikan kamera kalian diatur dengan benar guna menghasilkan foto-foto seperti yang Sobat inginkan.
Setting kamera digital



Quality Control

Apakah Sobat pernah memperhatikan format file yang kalian gunakan dalam memotret? Apakah Sobat lebih memilih menggunakan format RAW daripada JPEG? Foto-foto yang diambil dengan menggunakan format RAW akan memiliki fleksibilitas lebih ketika melakukan paska produksi atau editing dengan perangkat lunak seperti Photoshop atau GIMP.
Gunakan ISO antara 100 sampai 400, dan cobalah untuk mendapatkan sensitifitas cahaya paling renda. Beberapa kamera digital akan menghasilkan Noise pada ISO tinggi. Noise biasanya dalam foto terlihat seperti butiran pasir
Ketika membicarakan White Balance, Sobat bisa membiarkannya otomatis, tetapi jika Sobat telah percaya diri perihal penggunaanya sesuai dengan kondisi pencahayaan saat memotret maka silahkan kalian atur lebih detail, seperti ke Tungsten atau Cloudy

Key Control

Aperture dan Shutter Speed bisa dikatakan sangat krusial. Dampak kombinasi dari Dua pengaturan ini tidak hanya pada jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa, tetapi juga pada bagaimana foto kalian akan dihasilkan.

Aperture mengendalikan Depth of Field dengan menentukan area mana saja yang akan terlihat tajam, jika Sobat memilih Depth of Field sempit dengan Foreground tajam dan Background blur, maka Sobat harus menggunakan Aperture lebar (contoh: f/2.8), dan begitu juga sebaliknya.
Shutter Speed mengontrol apakah obyek gerak terekam 'freeze' atau blur (baca artikel: Bagaimana membuat foto Blur). Semakin lambat Shutter Speed, maka akan ada lebih banyak motion blur yang tercipta.
Setting Kamera Digital

Pengaturan Mode Exposure yang Tepat

Kamera DSLR memberikan beberapa fitur mode exposure, dari full otomatis seperti yang ada di kamera saku, sampai ke full manual. Dua mode semi-otomatis yang paling populer dalam memberikan sisi kreatifitas adalah Aperture Priority dan Shutter Priority.
Aperture Priority memungkinkan kalian untuk memilih Aperture sesuai keinginan, dan kamera memilih Shutter Speed yang dibutuhkan secara otomatis. Pilih Shutter Priority jika kalian sudah mengetahui berapa kecepatan Shutter yang akan digunakan, dan kamera akan menangani pemilihan aperture untuk mendapatkan exposure yang pas. Sederhana bukan?

Gunakan Metering yang Tepat

Mode Metering akan tergantung pada kamera serta merk-nya, tetapi ada tiga macam metering yang umum terdapat pada sebuah kamera DSLR yaitu: Multi-zone, Centre-Weighted Average dan Spot. Mode Multi-Zone membaca cahaya dari keseluruhan area. Sangat cocok untuk kebutuhan sehari-hari dan akurat untuk kebanyakan situasi. Centre-Weighted Average membaca sebanyak sekitar 70% dari tengah frame, ideal untuk mengambil gambar Portrait. Metering Spot membaca hanya sebatas area kecil, oleh kerena itu metering ini sedikit sulit diaplikasikan oleh fotografer pemula.

Pengaturan AF dan Mode Drive

Kamera DSLR menawarkan beberapa mode fokus. Dua pengaturan fokus yang utama adalah Single-Servo untuk obyek diam, dan Continuous-Servo untuk obyek gerak. Kebanyakan kamera membolehkan penggunanya untuk menggunakan fokus secara manual.
Mode Drives memungkinkan kita untuk menentukan apakah kita akan mengambil foto dengan single frame setiap jepretan atau lebih dari satu jepretan selama kita menekan tombol Shutter.

Memanfaatkan Layar LCD.

Layar LCD bisa membuat kita memberikan salah penilain exposure jika kita tidak mengatur tingkat kecerahannya secara benar. Biasakan untuk mereview exposure sebuah foto menggunakan histogram atau tone chart. Sebuah grafik histogram yang cenderung memuncak di sisi kiri menandakan foto tersebut under-exposure, memuncak di sebelah kanan menandakan over-exposure.
06.39 Smartvone


Tips Fotografi - Kamera DSLR memungkinkan seseorang untuk mengambil banyak foto-foto sesuai dengan kreatifitas mereka, tetapi untuk mengerti serta memahami pengaturan kamera pasti membutuhkan sedikit waktu untuk beradaptasi. Percaya atau tidak jika sobat ingin sekali segera menghasilkan foto yang bagus, hal ini mungkin akan membuat frustasi, tetapi bagaimanapun juga, satu-satunya cara adalah memastikan kamera kalian diatur dengan benar guna menghasilkan foto-foto seperti yang Sobat inginkan.
Setting kamera digital



Quality Control

Apakah Sobat pernah memperhatikan format file yang kalian gunakan dalam memotret? Apakah Sobat lebih memilih menggunakan format RAW daripada JPEG? Foto-foto yang diambil dengan menggunakan format RAW akan memiliki fleksibilitas lebih ketika melakukan paska produksi atau editing dengan perangkat lunak seperti Photoshop atau GIMP.
Gunakan ISO antara 100 sampai 400, dan cobalah untuk mendapatkan sensitifitas cahaya paling renda. Beberapa kamera digital akan menghasilkan Noise pada ISO tinggi. Noise biasanya dalam foto terlihat seperti butiran pasir
Ketika membicarakan White Balance, Sobat bisa membiarkannya otomatis, tetapi jika Sobat telah percaya diri perihal penggunaanya sesuai dengan kondisi pencahayaan saat memotret maka silahkan kalian atur lebih detail, seperti ke Tungsten atau Cloudy

Key Control

Aperture dan Shutter Speed bisa dikatakan sangat krusial. Dampak kombinasi dari Dua pengaturan ini tidak hanya pada jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa, tetapi juga pada bagaimana foto kalian akan dihasilkan.

Aperture mengendalikan Depth of Field dengan menentukan area mana saja yang akan terlihat tajam, jika Sobat memilih Depth of Field sempit dengan Foreground tajam dan Background blur, maka Sobat harus menggunakan Aperture lebar (contoh: f/2.8), dan begitu juga sebaliknya.
Shutter Speed mengontrol apakah obyek gerak terekam 'freeze' atau blur (baca artikel: Bagaimana membuat foto Blur). Semakin lambat Shutter Speed, maka akan ada lebih banyak motion blur yang tercipta.
Setting Kamera Digital

Pengaturan Mode Exposure yang Tepat

Kamera DSLR memberikan beberapa fitur mode exposure, dari full otomatis seperti yang ada di kamera saku, sampai ke full manual. Dua mode semi-otomatis yang paling populer dalam memberikan sisi kreatifitas adalah Aperture Priority dan Shutter Priority.
Aperture Priority memungkinkan kalian untuk memilih Aperture sesuai keinginan, dan kamera memilih Shutter Speed yang dibutuhkan secara otomatis. Pilih Shutter Priority jika kalian sudah mengetahui berapa kecepatan Shutter yang akan digunakan, dan kamera akan menangani pemilihan aperture untuk mendapatkan exposure yang pas. Sederhana bukan?

Gunakan Metering yang Tepat

Mode Metering akan tergantung pada kamera serta merk-nya, tetapi ada tiga macam metering yang umum terdapat pada sebuah kamera DSLR yaitu: Multi-zone, Centre-Weighted Average dan Spot. Mode Multi-Zone membaca cahaya dari keseluruhan area. Sangat cocok untuk kebutuhan sehari-hari dan akurat untuk kebanyakan situasi. Centre-Weighted Average membaca sebanyak sekitar 70% dari tengah frame, ideal untuk mengambil gambar Portrait. Metering Spot membaca hanya sebatas area kecil, oleh kerena itu metering ini sedikit sulit diaplikasikan oleh fotografer pemula.

Pengaturan AF dan Mode Drive

Kamera DSLR menawarkan beberapa mode fokus. Dua pengaturan fokus yang utama adalah Single-Servo untuk obyek diam, dan Continuous-Servo untuk obyek gerak. Kebanyakan kamera membolehkan penggunanya untuk menggunakan fokus secara manual.
Mode Drives memungkinkan kita untuk menentukan apakah kita akan mengambil foto dengan single frame setiap jepretan atau lebih dari satu jepretan selama kita menekan tombol Shutter.

Memanfaatkan Layar LCD.

Layar LCD bisa membuat kita memberikan salah penilain exposure jika kita tidak mengatur tingkat kecerahannya secara benar. Biasakan untuk mereview exposure sebuah foto menggunakan histogram atau tone chart. Sebuah grafik histogram yang cenderung memuncak di sisi kiri menandakan foto tersebut under-exposure, memuncak di sebelah kanan menandakan over-exposure.

Tips Fotografi - Beberapa minggu yang lalu sebuah foto bunga Lily terpilih menjadi "Photo Of The Week" InFotografi, mungkin dari situ muncul sebuah pemikiran, bunga merupakan sebuah subyek foto yang sudah diciptakan dengan keindahan, bagaimanapun cara memotretnya, bunga selalu bisa mencuri perhatian kita. Bagaimanapun juga fotografi merupakan sebua media komunikasi visual yang menyampaikan pemikiran seorang fotografer, menyampaikan pesan serta cerita dengan sentuhan pengambilan gambar. Artikel ini akan mengulas dan merangkum tips dan trik bagaimana memotret tentang keindahan bunga yang sering kita temui di keseharian.

Memotret Bunga

Kuncinya Adalah Persiapan

Membawa semua perangkat fotografi dan mengombinasikan dengan tepat, memilih lensa yang pas, menata tripod lalu bersiap untuk memotret. Dalam tahap ini berhentilah sejenak dan cobalah sedikit eksplorasi sebelum menekan tombol shutter. Tanyakan pada diri sobat beberapa pertanyaan dibawah ini:
  • Bagaimana nanti Sobat melakukan Crop-ing, Close-up atau mengambilnya menggunakan wide-angle?
  • Apa yang menjadi Focal Point atau Point of Interest? Serangga, Serbuk sari, warna, tekstur, bentuk, dan lain-lain.
  • Untuk mendapaktan prespektif yang bagus, angle apa yang akan digunakan?
  • Seberapa lebar Depth of Field yang Sobat inginkan?
  • Apakah subyek foto mendapatkan cahaya yang cukup?
  • Bunga mana yang cocok menjadi spesimen foto kalian?
  • Apakah ada benda yang berpotensi mengganggu, baik pada background atau foreground?
  • Format apa yang tepat untuk pemotretan? (vertikal atau horisontal)?





-->




Menonjolkan Subyek

Salah satu pertanyaan diatas yang dikatakan perlu untuk dipertimbangkan adalah 'Apakah ada benda yang berpotensi mengganggu, baik pada background atau foreground?'. Seperti yang kita ketahui, taman merupakan tempat yang dipenuhi dengan banyak benda yang berpotensi mengganggu foto kita. Benda-benda tersebut bisa berupa alat-alat berkebun, pagar, bunga-bunga lain, tali jemuran, dan lain-lain. Sobat harus benar-benar mempertimbangkan, apakah akan menyertakan benda-benda tersebut di dalam foto atau tidak. Pilihan selalu saja ada, tetapi pada kebanyakan kasus, Sobat mungkin akan ingin menyingkirkan benda-benda itu kecuali mereka bisa memberi kesan tersendiri di dalam foto kalian. Ada beberapa pilihan cara yang bisa sobat lakukan untuk menyingkirkan benda-benda tersebut jika kalian tidak menginginkannya masuk di dalam foto:
  • Pindahkan benda-benda tersebut - Beberapa benda yang menganggu bisa dengan mudah dipindahkan sehinga tidak masuk dalam frame kalian.
  • Berpindah posisi memotret - Sobat bisa mencari angle lain dan mendapatkan background yang memiliki sedikit distraction.
  • Gunakan aperture untuk mendapatkan Depth of Field sempit - Seperti yang pernah kita bahas di artikel sebelumnya tentang aperture, jika sobat memilih aperture lebar (bilangan kecil), maka berarti sobat menurunkan Depth of Field. Dengan melakukan hal ini maka akan membuat elemen di FG dan BG lebih tidak fokus.
  • Pindahkan subyek foto - Mungkin beberapa dari kita memang tidak suka untuk mengintervensi lokasi pemotretan, tetapi bahkan fotografer profesional pun kadang memindahkan bunga ke lokasi baru yang jauh dari distraction untuk pemotretan. Sobat bisa meminta tolong seseorang untuk memegangi batang dengan sudut yang berbeda atau bahkan mengambil bunga tersebut dan memotretnya di tempat lain.

Jangan Mengacuhkan Bunga yang layu atau Mati

Terkadang bunga yang mati atau layu bisa menghadirkan nuansa subyek yang indah, sedangkan bunga yang indah dan terkembang sempurna biasanya selalu menarik perhatian setiap orang untuk memotretnya dan tidak memperhatikan bunga layu yang bisa lebih dramatis dalam sebuah foto.

Tentukan Focal Point

Seperti dalam semua jenis dan bidang fotografi, tentunya Sobat harus berpikir dan menentukan dimana anda akan membawa mata penikmat foto kalian. Anda bisa meletakkan di tengah-tengah frame dengan menggunakan aturan Rule of Thirds, tetapi temukan sesuatu dalam frame yang bisa menarik perhatian mata penikmat foto kalian dan berhati-hatilah mengenai posisi peletakannya.

Mencoba Abstrak

Terkadang memotret dengan close-up dan memfokuskan pada satu bagian bunga bisa menciptakan foto yang memiliki 'WOW' faktor serta foto yang terkesan abstrak. Perhatikan kontras warna, pola, serta tekstur.

Fokus

Fokus yang tajam merupakan hal yang penting dalam semua jenis fotografi, tetapi dalam fotografi makro, bunga bukanlah merupakan suatu hal yang krusial dan dengan sedikit penyesuaian akan memberikan dampak implikasi yang besar ketika memotret dengan depth-of-field sempit. Depth of Field dalam fotografi makro merupakan permainan ukuran milimeter, jadi berikan perhatian lebih pada detil fokus terhadap subyek foto kalian.
Identifikasikan Point of Interest yang ingin kalian fokuskan dan kemudian berusahalah dengan keras untuk mendapatkan fotonya setajam mungkin. Pada kondisi pemotretan di luar ruangan yang berangin mungkin akan menjadi tantangan tersendiri, dimana Sobat kemungkinan akan menghadapi kondisi memotret berulang kali dan berharap keberuntungan menjadi faktor keberhasilan dalam memotret bunga tersebut. Sobat bisa meningkatkan derajat keberuntungan itu dengan memotret bunga di lingkungan yang lebih terkendali seperti membawa bunga ke dalam studio foto, melindunginya dari angin atau memotret pada saat hari dimana angin tidak berhembus kencang.

Pencahayaan

Subyek foto tentunya akan memiliki pencahayaan yang bagus tanpa Anda harus bersusah payah memberikan penerangan tambahan, namun dunia fotografi makro di luar ruangan seringkali jauh dari harapan kita, dan tentunya akan butuh penerangan tambahan (cahaya buatan) atau semacam reflektor. Bereksperimenlah dengan menggunakan flash. Cahaya flash secara langsung ke subyek akan menyebabkan foto sedikit wash-out, jadi pertimbangkan untuk menggunakan flash difusser atau memantulkan cahaya flash ke obyek lain. Cahaya flash yang halus dan tidak mengena subyek secara langsung biasanya akan terasa lebih alami.
Reflektor bisa menjadi perangkat sederhana dalam memotret keindahan bunga, karena mereka bisa memberikan cahaya yang halus serta alami kepada subyek foto kalian. bereksperimenlah menggunakan reflektor dengan warna yang berbeda dan lihatlah bagaimana dampak yang terjadi pada hasil foto kalian.

Lensa

Kamera saku - Jika Sobat menggunakan kamera saku dalam memotret bunga dan tidak memiliki fitur penggantian lensa maka bisa dipastikan kalian tidak memiliki banyak pilihan. Anda mungkin hanya bisa menggunakan fitur mode makro (memperbolehkan untuk fokus lebih dekat lagi dengan subyek dan menggunakan aperture lebar dan Depth of Field sempit) yang sudah ada pada kamera tersebut. Coba periksa kamera saku kalian, beberapa kamera saku sudah dilengkapi dengan fitur mode makro.
DSLR - Jika sobat sudah memiliki kamera yang memungkinkan untuk penggantian lensa seperti kamera DSLR atau prosumer, Anda bisa mempertimbangkan untuk membeli lensa makro, kebanyakan pabrik kamera yang besar menawarkan beberapa varian lensa ini, 50mm, 60mm, 100mm, 180mm, dan lain-lain. Setiap lensa memiliki spesifikasi serta kelebihan tersendiri (lakukan riset sebelum membeli lensa ini). Focal Length yang pendek berarti Anda harus secara fisik lebih mendekat pada subyek foto, dan sementara focal length panjang memungkinkan kalian untuk memotret dari jarak yang lebih jauh.
06.37 Smartvone

Tips Fotografi - Beberapa minggu yang lalu sebuah foto bunga Lily terpilih menjadi "Photo Of The Week" InFotografi, mungkin dari situ muncul sebuah pemikiran, bunga merupakan sebuah subyek foto yang sudah diciptakan dengan keindahan, bagaimanapun cara memotretnya, bunga selalu bisa mencuri perhatian kita. Bagaimanapun juga fotografi merupakan sebua media komunikasi visual yang menyampaikan pemikiran seorang fotografer, menyampaikan pesan serta cerita dengan sentuhan pengambilan gambar. Artikel ini akan mengulas dan merangkum tips dan trik bagaimana memotret tentang keindahan bunga yang sering kita temui di keseharian.

Memotret Bunga

Kuncinya Adalah Persiapan

Membawa semua perangkat fotografi dan mengombinasikan dengan tepat, memilih lensa yang pas, menata tripod lalu bersiap untuk memotret. Dalam tahap ini berhentilah sejenak dan cobalah sedikit eksplorasi sebelum menekan tombol shutter. Tanyakan pada diri sobat beberapa pertanyaan dibawah ini:
  • Bagaimana nanti Sobat melakukan Crop-ing, Close-up atau mengambilnya menggunakan wide-angle?
  • Apa yang menjadi Focal Point atau Point of Interest? Serangga, Serbuk sari, warna, tekstur, bentuk, dan lain-lain.
  • Untuk mendapaktan prespektif yang bagus, angle apa yang akan digunakan?
  • Seberapa lebar Depth of Field yang Sobat inginkan?
  • Apakah subyek foto mendapatkan cahaya yang cukup?
  • Bunga mana yang cocok menjadi spesimen foto kalian?
  • Apakah ada benda yang berpotensi mengganggu, baik pada background atau foreground?
  • Format apa yang tepat untuk pemotretan? (vertikal atau horisontal)?





-->




Menonjolkan Subyek

Salah satu pertanyaan diatas yang dikatakan perlu untuk dipertimbangkan adalah 'Apakah ada benda yang berpotensi mengganggu, baik pada background atau foreground?'. Seperti yang kita ketahui, taman merupakan tempat yang dipenuhi dengan banyak benda yang berpotensi mengganggu foto kita. Benda-benda tersebut bisa berupa alat-alat berkebun, pagar, bunga-bunga lain, tali jemuran, dan lain-lain. Sobat harus benar-benar mempertimbangkan, apakah akan menyertakan benda-benda tersebut di dalam foto atau tidak. Pilihan selalu saja ada, tetapi pada kebanyakan kasus, Sobat mungkin akan ingin menyingkirkan benda-benda itu kecuali mereka bisa memberi kesan tersendiri di dalam foto kalian. Ada beberapa pilihan cara yang bisa sobat lakukan untuk menyingkirkan benda-benda tersebut jika kalian tidak menginginkannya masuk di dalam foto:
  • Pindahkan benda-benda tersebut - Beberapa benda yang menganggu bisa dengan mudah dipindahkan sehinga tidak masuk dalam frame kalian.
  • Berpindah posisi memotret - Sobat bisa mencari angle lain dan mendapatkan background yang memiliki sedikit distraction.
  • Gunakan aperture untuk mendapatkan Depth of Field sempit - Seperti yang pernah kita bahas di artikel sebelumnya tentang aperture, jika sobat memilih aperture lebar (bilangan kecil), maka berarti sobat menurunkan Depth of Field. Dengan melakukan hal ini maka akan membuat elemen di FG dan BG lebih tidak fokus.
  • Pindahkan subyek foto - Mungkin beberapa dari kita memang tidak suka untuk mengintervensi lokasi pemotretan, tetapi bahkan fotografer profesional pun kadang memindahkan bunga ke lokasi baru yang jauh dari distraction untuk pemotretan. Sobat bisa meminta tolong seseorang untuk memegangi batang dengan sudut yang berbeda atau bahkan mengambil bunga tersebut dan memotretnya di tempat lain.

Jangan Mengacuhkan Bunga yang layu atau Mati

Terkadang bunga yang mati atau layu bisa menghadirkan nuansa subyek yang indah, sedangkan bunga yang indah dan terkembang sempurna biasanya selalu menarik perhatian setiap orang untuk memotretnya dan tidak memperhatikan bunga layu yang bisa lebih dramatis dalam sebuah foto.

Tentukan Focal Point

Seperti dalam semua jenis dan bidang fotografi, tentunya Sobat harus berpikir dan menentukan dimana anda akan membawa mata penikmat foto kalian. Anda bisa meletakkan di tengah-tengah frame dengan menggunakan aturan Rule of Thirds, tetapi temukan sesuatu dalam frame yang bisa menarik perhatian mata penikmat foto kalian dan berhati-hatilah mengenai posisi peletakannya.

Mencoba Abstrak

Terkadang memotret dengan close-up dan memfokuskan pada satu bagian bunga bisa menciptakan foto yang memiliki 'WOW' faktor serta foto yang terkesan abstrak. Perhatikan kontras warna, pola, serta tekstur.

Fokus

Fokus yang tajam merupakan hal yang penting dalam semua jenis fotografi, tetapi dalam fotografi makro, bunga bukanlah merupakan suatu hal yang krusial dan dengan sedikit penyesuaian akan memberikan dampak implikasi yang besar ketika memotret dengan depth-of-field sempit. Depth of Field dalam fotografi makro merupakan permainan ukuran milimeter, jadi berikan perhatian lebih pada detil fokus terhadap subyek foto kalian.
Identifikasikan Point of Interest yang ingin kalian fokuskan dan kemudian berusahalah dengan keras untuk mendapatkan fotonya setajam mungkin. Pada kondisi pemotretan di luar ruangan yang berangin mungkin akan menjadi tantangan tersendiri, dimana Sobat kemungkinan akan menghadapi kondisi memotret berulang kali dan berharap keberuntungan menjadi faktor keberhasilan dalam memotret bunga tersebut. Sobat bisa meningkatkan derajat keberuntungan itu dengan memotret bunga di lingkungan yang lebih terkendali seperti membawa bunga ke dalam studio foto, melindunginya dari angin atau memotret pada saat hari dimana angin tidak berhembus kencang.

Pencahayaan

Subyek foto tentunya akan memiliki pencahayaan yang bagus tanpa Anda harus bersusah payah memberikan penerangan tambahan, namun dunia fotografi makro di luar ruangan seringkali jauh dari harapan kita, dan tentunya akan butuh penerangan tambahan (cahaya buatan) atau semacam reflektor. Bereksperimenlah dengan menggunakan flash. Cahaya flash secara langsung ke subyek akan menyebabkan foto sedikit wash-out, jadi pertimbangkan untuk menggunakan flash difusser atau memantulkan cahaya flash ke obyek lain. Cahaya flash yang halus dan tidak mengena subyek secara langsung biasanya akan terasa lebih alami.
Reflektor bisa menjadi perangkat sederhana dalam memotret keindahan bunga, karena mereka bisa memberikan cahaya yang halus serta alami kepada subyek foto kalian. bereksperimenlah menggunakan reflektor dengan warna yang berbeda dan lihatlah bagaimana dampak yang terjadi pada hasil foto kalian.

Lensa

Kamera saku - Jika Sobat menggunakan kamera saku dalam memotret bunga dan tidak memiliki fitur penggantian lensa maka bisa dipastikan kalian tidak memiliki banyak pilihan. Anda mungkin hanya bisa menggunakan fitur mode makro (memperbolehkan untuk fokus lebih dekat lagi dengan subyek dan menggunakan aperture lebar dan Depth of Field sempit) yang sudah ada pada kamera tersebut. Coba periksa kamera saku kalian, beberapa kamera saku sudah dilengkapi dengan fitur mode makro.
DSLR - Jika sobat sudah memiliki kamera yang memungkinkan untuk penggantian lensa seperti kamera DSLR atau prosumer, Anda bisa mempertimbangkan untuk membeli lensa makro, kebanyakan pabrik kamera yang besar menawarkan beberapa varian lensa ini, 50mm, 60mm, 100mm, 180mm, dan lain-lain. Setiap lensa memiliki spesifikasi serta kelebihan tersendiri (lakukan riset sebelum membeli lensa ini). Focal Length yang pendek berarti Anda harus secara fisik lebih mendekat pada subyek foto, dan sementara focal length panjang memungkinkan kalian untuk memotret dari jarak yang lebih jauh.


Teknik Fotografi - Lensa merupakan salah satu bagian paling penting pada peralatan kamera yang Sobat miliki. Sebuah lensa yang baik  dan terawat pastinya akan bertahan lama dan umurnya akan melebihi bodi kamera, itu sebabnya beberapa pendapat menghimbau agar berinvestasilah pada lensa, dan bukan pada bodi kamera. Bahkan Sobat pasti telah banyak menemui artikel-artikel yang menulis tentang lensa mana yang harus Sobat beli di dalam dunia fotografi.

Just Kit Lens

Seperti kebanyakan fotografer, ketika Sobat pertama kali membeli kamera yang 'sesungguhnya' (kamera yang bisa diganti lensa) tentunya akan mendapatkan satu lensa kit bawaan (Lensa Canon EF-S 18-55mm IS II). Kebanyakan lensa kit tidaklah mahal. Hal ini bisa dimengerti karena produsen juga mempertimbangkan harga sebuah set kamera yang beredar di pasaran, bagaimana produk mereka bisa bersaing dengan produk-produk lain dengan mem-bundling sebuah kamera yang jauh dari kata mahal. Sobat pasti memulai dunia fotografi dengan menggunakan lensa kit, dan tentunya sobat bisa membeli lensa yang memiliki kualitas yang lebih bagus ketika Sobat sudah berkembang dalam dunia fotografi kalian.
Jika Sobat hanya memiliki sebuah lensa kit, apakah menurut kalian berarti harus belanja lensa yang lebih bagus saat ini juga? menurut kami tidak harus! Tak peduli apa yang dikatakan oleh orang lain, atau seberapa besar keinginan Sobat terhadap lensa-lensa mahal tersebut! Lensa kit yang Sobat miliki adalah perangkat yang tepat untuk memulai menciptakan style fotografi kalian. Jika Sobat dalam kondisi keuangan yang tidak memungkinkan membeli lensa lain, atau Sobat masih belum tahu lensa apa yang akan dibeli, jangan bingung. Kalian akan terkejut atas apa yang bisa dilakukan serta dihasilkan oleh lensa kit, tentunya setelah Sobat tahu dan mengerti bagaimana memaksimalkan lensa tersebut.

Tidak percaya pernyataan diatas? coba lihat foto-foto para fotografer infotografi.com di halaman google+ ini. Foto-foto tersebut diambil dengan menggunakan lensa kit nikon Nikon 18-55mm f/3.5 - 5.6G dan kamera D70s. Hal yang sama juga dialami banyak fotografer, pada saat awal menekuni dunia fotografi dan tidak tahu lensa apa yang harus dibeli, mereka memutuskan untuk tetap memakai lensa kit mereka dan mencoba meng-eksplorasi apa yang bisa dilakukan oleh lensa tersebut, dan Sobat bisa melihat sendiri, tidak mengecewakan bukan?
Memang Sobat akan segera menyadari bahwa lensa kit bukan lah lensa yang bagus, terutama untuk sebuah publikasi foto di khalayak ramai, tetapi poin yang ingin kami sampaikan adalah, lensa kit cukup bagus untuk memulai dunia fotografi kalian.

 

Memaksimalkan Lensa Kit

Jadi, bagaimana kalian menghasilkan foto terbaik dari lensa kit yang Sobat miliki? Pendekatan paling bagus adalah dengan membangun pola pikir bahwa Sobat memiliki dua lensa dalam satu lensa kit tersebut. Jika Sobat memiliki lensa kit tipikal seperti 18-55mm, maka berlakukan lensa tersebut sebagai lensa 18mm dan 55mm yang tergabung menjadi Satu. ukuran focal lenth 18mm bisa dikatakan adalah moderat wide-angle yang bagus untuk foto landscape, arsitektur, serta environment. 55mm adalah lensa tele pendek yang ideal untuk mengkompresi prespektif dan mengambil foto potret atau detail
Pernyataan diatas tidak berarti lalu Sobat tidak bisa menggunakan focal length yang beradara diantara 18 dan 55mm, ada banyak kesempatan dimana kalian harus menggunakan ukuran focal length tersebut, tetapi dengan tetap bertahan pada dua ukuran tersebut (focal length terpendek dan terpanjang) kalian akan belajar bagaimana perilaku ukuran focal length tersebut. Lensa merupakan 'mata' dari sistem kamera, dan foto-foto kalian akan mengalami peningkatan seiring sobat belajar tentang karakter dari setiap focal length.
Beberapa lensa kit juga memiliki fitur lain yang sangat berguna. Pada Canon sering disebut dengan Image Stabiliser (IS) dan di Nikon adalah Vibration Reduction (VR) Namun beberapa kamera sudah memiliki fitur ini di dalam bodi kamera itu sendiri. Fitur Image Stabiliser memungkinkan Sobat untuk memotret pada shutter-speed yang rendah, secara teori Anda akan bisa memotret tanpa tripod atau penyanggah pada focal length 18mm dan menghasilkan foto tanpa getaran pada shutter-speed 1/4 atau bahkan 1/2 detik. Fitur ini akan sangat bermanfaat pada saat memotret di low-light atau cahaya minim dan tentunya akan sangat memudahkan memotret di siang dan malam hari.

Peran lensa kit sebagai wide-Angle

Memksimalkan Lensa Kit

Memksimalkan Lensa Kit
Foto diatas diambil dengan menggunakan lensa kit yang berpersan sebagai lensa wide.

Peran Lensa Kit Sebagai Tele Pendek

Memksimalkan Lensa Kit
Foto-foto tersbut di ambil pada focal length 55mm, 

Kekurangan Lensa Kit

Lensa kit yang Sobat miliki mungkin merupakan lensa yang lebih baik daripada yang Sobat pikir, tetapi masih tetap bukan lensa yang bagus dan pastinya memiliki beberapa kekurangan serta kelemahan. Setelah beberapa lama Sobat menggunakan lensa kit, pastinya akan menemui beberapa keterbatasan. bukan hal yang mutlak buruk, ini pertanda bahwa Sobat telah pada tahap dimana Anda memang butuh lensa lain untuk menghasilkan foto yang lebih baik pula. Berikut adalah beberapa keterbatasan dari lensa kit:
Focal Length: Sobat akan merasa bahwa 18mm pada lensa kit kalian tidak terasa cukup lebar, tentunya Sobat butuh focal length yang lebih pendek sehingga bisa menghasilkan foto yang lebih dramatis. Pada kondisi ini, Kalian bisa mulai mempertimbangkan untuk membeli lensa wide-angel baru.
Dilain sisi, jika Sobat merasa focal length 55mm tidak memberikan jarak yang kalian inginkan pada subyek foto, maka Sobat memang membutuhkan sebuah lensa telephoto. Biasanya akan kalian alami jika sobat suka memotret wildlife atau sport.
Autofocus: Autofocus pada lensa kit cenderung lambat dan sedikir berisik dibandingkan lensa-lensa yang lebih mahal, jika performa dari autofocus lensa kit menghambat kalian, mungkin sudah waktunya melakukan upgrade.
Aperture: Lensa kit merupakan lensa yang 'lambat'. Lensa ini tidak memiliki aperture maksimal yang lebar. Alasan sebenarnya sih sederhana: Semakin lebar aperture maksimal maka semakin besar pula bodi lensa, dan ini akan menyebabkan lebih banyak lagi kebutuhan lensa, dan hal itu berarti juga memperbesar ongkos produksi. Lensa kit kebanyakan memiliki lebar maksimal yang terbilang kecil untuk menekan harga dipasaran.
Memksimalkan Lensa Kit
Aperture maksimal pada focal length 55mm di kebanyakan lensa kit adalah f5.6, jika dirasa kurang lebar, Sobat bisa membeli sebuah lensa zoom yang meng-kover focal length yang sama dengan maksimum aperture f4 atau f2.8 atau bisa juga lensa prime / fix 50mm dengan aperture maksimal f1.8 atau lebih. Aperture yang lebih lebar pada lensa ini benar-benar akan membantu sobat untuk memotret dalam kondisi pencahayaan yang rendah atau berkreasi dengan depth-of-field yang sempit.
Kualitas Bodi Lensa: Jika Sobat ingin menguji ketahanan badan lensa atau memotret di kondisi cuaca yang buruk, maka pastinya Sobat akan memerlukan lensa yang dibangun dengan lebih baik dibandingkan lensa kit. Lensa yang lebih mahal biasanya memiliki bodi serta mounting yang terbuat dari logam dan bisa digunakan di cuaca buruk (hujan, salju).
06.36 Smartvone


Teknik Fotografi - Lensa merupakan salah satu bagian paling penting pada peralatan kamera yang Sobat miliki. Sebuah lensa yang baik  dan terawat pastinya akan bertahan lama dan umurnya akan melebihi bodi kamera, itu sebabnya beberapa pendapat menghimbau agar berinvestasilah pada lensa, dan bukan pada bodi kamera. Bahkan Sobat pasti telah banyak menemui artikel-artikel yang menulis tentang lensa mana yang harus Sobat beli di dalam dunia fotografi.

Just Kit Lens

Seperti kebanyakan fotografer, ketika Sobat pertama kali membeli kamera yang 'sesungguhnya' (kamera yang bisa diganti lensa) tentunya akan mendapatkan satu lensa kit bawaan (Lensa Canon EF-S 18-55mm IS II). Kebanyakan lensa kit tidaklah mahal. Hal ini bisa dimengerti karena produsen juga mempertimbangkan harga sebuah set kamera yang beredar di pasaran, bagaimana produk mereka bisa bersaing dengan produk-produk lain dengan mem-bundling sebuah kamera yang jauh dari kata mahal. Sobat pasti memulai dunia fotografi dengan menggunakan lensa kit, dan tentunya sobat bisa membeli lensa yang memiliki kualitas yang lebih bagus ketika Sobat sudah berkembang dalam dunia fotografi kalian.
Jika Sobat hanya memiliki sebuah lensa kit, apakah menurut kalian berarti harus belanja lensa yang lebih bagus saat ini juga? menurut kami tidak harus! Tak peduli apa yang dikatakan oleh orang lain, atau seberapa besar keinginan Sobat terhadap lensa-lensa mahal tersebut! Lensa kit yang Sobat miliki adalah perangkat yang tepat untuk memulai menciptakan style fotografi kalian. Jika Sobat dalam kondisi keuangan yang tidak memungkinkan membeli lensa lain, atau Sobat masih belum tahu lensa apa yang akan dibeli, jangan bingung. Kalian akan terkejut atas apa yang bisa dilakukan serta dihasilkan oleh lensa kit, tentunya setelah Sobat tahu dan mengerti bagaimana memaksimalkan lensa tersebut.

Tidak percaya pernyataan diatas? coba lihat foto-foto para fotografer infotografi.com di halaman google+ ini. Foto-foto tersebut diambil dengan menggunakan lensa kit nikon Nikon 18-55mm f/3.5 - 5.6G dan kamera D70s. Hal yang sama juga dialami banyak fotografer, pada saat awal menekuni dunia fotografi dan tidak tahu lensa apa yang harus dibeli, mereka memutuskan untuk tetap memakai lensa kit mereka dan mencoba meng-eksplorasi apa yang bisa dilakukan oleh lensa tersebut, dan Sobat bisa melihat sendiri, tidak mengecewakan bukan?
Memang Sobat akan segera menyadari bahwa lensa kit bukan lah lensa yang bagus, terutama untuk sebuah publikasi foto di khalayak ramai, tetapi poin yang ingin kami sampaikan adalah, lensa kit cukup bagus untuk memulai dunia fotografi kalian.

 

Memaksimalkan Lensa Kit

Jadi, bagaimana kalian menghasilkan foto terbaik dari lensa kit yang Sobat miliki? Pendekatan paling bagus adalah dengan membangun pola pikir bahwa Sobat memiliki dua lensa dalam satu lensa kit tersebut. Jika Sobat memiliki lensa kit tipikal seperti 18-55mm, maka berlakukan lensa tersebut sebagai lensa 18mm dan 55mm yang tergabung menjadi Satu. ukuran focal lenth 18mm bisa dikatakan adalah moderat wide-angle yang bagus untuk foto landscape, arsitektur, serta environment. 55mm adalah lensa tele pendek yang ideal untuk mengkompresi prespektif dan mengambil foto potret atau detail
Pernyataan diatas tidak berarti lalu Sobat tidak bisa menggunakan focal length yang beradara diantara 18 dan 55mm, ada banyak kesempatan dimana kalian harus menggunakan ukuran focal length tersebut, tetapi dengan tetap bertahan pada dua ukuran tersebut (focal length terpendek dan terpanjang) kalian akan belajar bagaimana perilaku ukuran focal length tersebut. Lensa merupakan 'mata' dari sistem kamera, dan foto-foto kalian akan mengalami peningkatan seiring sobat belajar tentang karakter dari setiap focal length.
Beberapa lensa kit juga memiliki fitur lain yang sangat berguna. Pada Canon sering disebut dengan Image Stabiliser (IS) dan di Nikon adalah Vibration Reduction (VR) Namun beberapa kamera sudah memiliki fitur ini di dalam bodi kamera itu sendiri. Fitur Image Stabiliser memungkinkan Sobat untuk memotret pada shutter-speed yang rendah, secara teori Anda akan bisa memotret tanpa tripod atau penyanggah pada focal length 18mm dan menghasilkan foto tanpa getaran pada shutter-speed 1/4 atau bahkan 1/2 detik. Fitur ini akan sangat bermanfaat pada saat memotret di low-light atau cahaya minim dan tentunya akan sangat memudahkan memotret di siang dan malam hari.

Peran lensa kit sebagai wide-Angle

Memksimalkan Lensa Kit

Memksimalkan Lensa Kit
Foto diatas diambil dengan menggunakan lensa kit yang berpersan sebagai lensa wide.

Peran Lensa Kit Sebagai Tele Pendek

Memksimalkan Lensa Kit
Foto-foto tersbut di ambil pada focal length 55mm, 

Kekurangan Lensa Kit

Lensa kit yang Sobat miliki mungkin merupakan lensa yang lebih baik daripada yang Sobat pikir, tetapi masih tetap bukan lensa yang bagus dan pastinya memiliki beberapa kekurangan serta kelemahan. Setelah beberapa lama Sobat menggunakan lensa kit, pastinya akan menemui beberapa keterbatasan. bukan hal yang mutlak buruk, ini pertanda bahwa Sobat telah pada tahap dimana Anda memang butuh lensa lain untuk menghasilkan foto yang lebih baik pula. Berikut adalah beberapa keterbatasan dari lensa kit:
Focal Length: Sobat akan merasa bahwa 18mm pada lensa kit kalian tidak terasa cukup lebar, tentunya Sobat butuh focal length yang lebih pendek sehingga bisa menghasilkan foto yang lebih dramatis. Pada kondisi ini, Kalian bisa mulai mempertimbangkan untuk membeli lensa wide-angel baru.
Dilain sisi, jika Sobat merasa focal length 55mm tidak memberikan jarak yang kalian inginkan pada subyek foto, maka Sobat memang membutuhkan sebuah lensa telephoto. Biasanya akan kalian alami jika sobat suka memotret wildlife atau sport.
Autofocus: Autofocus pada lensa kit cenderung lambat dan sedikir berisik dibandingkan lensa-lensa yang lebih mahal, jika performa dari autofocus lensa kit menghambat kalian, mungkin sudah waktunya melakukan upgrade.
Aperture: Lensa kit merupakan lensa yang 'lambat'. Lensa ini tidak memiliki aperture maksimal yang lebar. Alasan sebenarnya sih sederhana: Semakin lebar aperture maksimal maka semakin besar pula bodi lensa, dan ini akan menyebabkan lebih banyak lagi kebutuhan lensa, dan hal itu berarti juga memperbesar ongkos produksi. Lensa kit kebanyakan memiliki lebar maksimal yang terbilang kecil untuk menekan harga dipasaran.
Memksimalkan Lensa Kit
Aperture maksimal pada focal length 55mm di kebanyakan lensa kit adalah f5.6, jika dirasa kurang lebar, Sobat bisa membeli sebuah lensa zoom yang meng-kover focal length yang sama dengan maksimum aperture f4 atau f2.8 atau bisa juga lensa prime / fix 50mm dengan aperture maksimal f1.8 atau lebih. Aperture yang lebih lebar pada lensa ini benar-benar akan membantu sobat untuk memotret dalam kondisi pencahayaan yang rendah atau berkreasi dengan depth-of-field yang sempit.
Kualitas Bodi Lensa: Jika Sobat ingin menguji ketahanan badan lensa atau memotret di kondisi cuaca yang buruk, maka pastinya Sobat akan memerlukan lensa yang dibangun dengan lebih baik dibandingkan lensa kit. Lensa yang lebih mahal biasanya memiliki bodi serta mounting yang terbuat dari logam dan bisa digunakan di cuaca buruk (hujan, salju).

Dunia Fotografi - Pada artikel kami yang lalu telah membahas tentang tipe lensa DSLR yang ada di pasaran, dan itu bisa menjadi permulaan untuk menjawab pertanyaan berikut: Lensa mana yang harus Saya beli? Dalam artikel kali ini InFotografi akan membahas beberapa faktor sebagai pertimbangan ketika akan membeli Lensa DSLR. Setiap fitur di bawah ini akan berbeda di setiap lensa.
Lens

Kecepatan Lensa

Kecepatan lensa bisa jadi merupakan pokok bahasan ketika Sobat mencari sebuah lensa baru. Kecepatan atau seberapa cepat sebuah lensa sebenarnya berhubungan erat dengan Aperture maksimal yang dimiliki oleh lensa tersebut. Aperture merupakan ukuran bukaan lensa ketika tombol shutter ditekan (atau seberapa banyak cahaya masuk ke dalam kamera). Aperture dilambangkan dengan F (f-stop).
Sobat bisa membaca artikel kami tentang aperture di: Mengenal Aperture dalam Fotografi. Semakin kecil bilangan maka semakin besar lubang, dan akan ada lebih banyak cahaya yang masuk dalam satu waktu. Hal ini berarti Shutter Speed menjadi lebih cepat, dengan alasan inilah mengapa muncul istilah 'cepat' atau 'lebih cepat'
Besarnya Aperture maksimal lensa bisa membantu Sobat dalam beberapa hal antara lain:
  • Lensa "cepat" dengan aperture maksimal f/1.4 memungkinkan kalian memotret ditempat yang relatif lebih gelap dibandingkan dengan lensa yang memiliki aperture maksimal f/4 atau f/5.6. Hal ini tidak membuat lensa yang lebih lambat menjadi jelek, tapi layak untuk diketahui.
  • Lensa yang "lebih cepat" memungkinkan kalian untuk mengambil obyek gerak dan memotretnya tanpa mendapatkan motion blur
  • Lensa "cepat" memungkinkan kalian untuk mendapatkan Depth of Field yang lebih tipis/sempit. Ini berarti ketika kalian memfokuskan pada subyek yang ada di foreground maka background akan menjadi blur atau tidak fokus. Memiliki lensa 'cepat' tentu saja berarti ada kemungkinan fokus menjadi sedikit lebih 'tricky', mengingat Depth of Field yang digunakan sangat tipis/sempit. Sebagai contoh ketika memotret portrait sebuah wajah dengan Aperture f/1.4 dan memfokuskannya pada mata, maka kemungkinan besar kalian akan mendapati hidung sedikit tidak terfokus.
  • Lensa 'cepat' biasanya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan lensa lain yang lebih lambat.
  • Lensa yang lebih "cepat" akan membantu dalam hal flash photography dalam hal merekeam atau mengambil ambient light
Sebagai referensi, kecepatan lensa dengan aperture f/4 biasanya bagus untuk tujuan pemotretan general dengan kondisi pencahayaan yang bagus. f/5.6 membutuhkan pencahayaan yang bagus atau fitur image stabilization (IS/VR), jika Sobat memotret indoor tanpa flash, maka setidaknya gunakan lensa dengan f/2.8, dan jika Sobat memotret sport indoor maka setidaknya gunakan f/2.0 atau bahkan lebih 'cepat' dari itu.

Focal Length

Focal length merupakan panjang dari lensa yang sobat gunakan (satuan mm merupakan satuan pengukuran focal length dari sebuah lensa). Pengukuran ini adalah jarak antar optik ditengah-tengah lensa ke focal point pada sensor kamera. Apa yang harus Sobat tahu adalah bahwa focal length dari sebuah lensa menginformasikan pada kalian pada saat memotret berapa besar subyek tersebut akan diperbesar. Focal Length juga menginformasikan angle of view yang kalian dapat.

Jarak Fokus

Ini merupakan pengukuran antara bagian akhir lensa dengan titik terdekat kemampuan fokus. Hal ini berguna sekali ketika dalam pemotretan makro atau close-up photography, mengingat jenis fotografi ini membutuhkan jarak yang sangat dekat dengan obyek foto.

Image Stabilization

Kebanyakan lensa DSLR sekarang ini sudah dilengkapi dengan fitur image stabilization (pada canon dikenal dengan IS, dan pada lensa Nikon dikenal dengan VR). Fitur ini berguna untuk meminimalkan getaran atau guncangan kamera (Camera Shake).
Camera Shake adalah gerakan yang terjadi pada saat shutter terbuka. Kejadian ini memiliki dampak lebih besar terhadap hasil foto ketika kita menggunakan slow speed, tidak menggunakan tripod dan waktu menggunakan lensa dengan focal length yang lebih panjang.
Setiap lensa dan kemera memiliki tipe IS yang berbeda, tetapi kebanyakan lensa DSLR yang memiliki fitur ini berisi sensor gyro yang mampu mengoreksi setiap getaran kamera. Kami juga tidak begitu memahami mekanisme IS ini tetapi yang pasti semua lensa Canon atau Nikon yang memiliki fitur ini memungkinkan kita untuk memotret dengan hanya memegang kamera (tanpa tripod) dan dengan shutter speed lebih lambat.
Memang IS membantu fotografer dalam mengurangi getaran kamera pada saat tingkat cahaya rendah, tetapi tetap saja tidak membekukan (freeze) obyek yang bergerak. Pada dasarnya IS memudahkan kita memotret pada shutter speed yang lebih rendah dimana aperture kamera terbuka sedikit lebih lama, tetapi jika subyek foto kalian bergerak berarti akan mengakibatkan lebih banyak blur.
Fitur IS berarti biaya tambahan pada sebuah lensa, jadi Sobat butuh pertimbangan apakah aktifitas pemotretan dengan lensa tersebut membutuhkan fitur ini atau tidak. contoh: apakah Sobat sering memotret pada kondisi cahaya rendah dnegan menggunakan focal length yang panjang tanpa tripod?

Bahan dan Kualitas Lensa

Lensa memiliki banyak variasi dalam segi kualitas bahan dan konstruksinya. Sobat bisa membedakan lensa tersebut dengan memegang Dua lensa yang berbeda dan rasakan bobotnya. Sebagai contoh pada lensa Canon 50mm (f/1.4 dan f/1.8), ada perbedaan yang mencolok pada dua lensa tersebut berkaitan dengan berat dan bahan yang digunakan. Lensa 50mm f/1.8 memiliki bahan yang dominan dengan plastik dibandingkan lensa 50mm f/1.4.
Produsen lensa kebanyaka memiliki tingkatan lensa yang berbeda. Sebagai contoh pada tingkatan Canon ada seri  yang disebut dengan lensa 'L-Series'. Sobat bisa dengan mudah mengenalinya dari cincin merah yang melingkar di badan lensa. Lensa L-Series ini memang didesain dengan kualitas mewah dan diperuntukkan bagi profesional, dan menggunakan elemen optik serta kaca yang berkualitas tinggi. Lensa ini umumnya berat, cukup 'cepat', fokus yang cepat dan bisa menghasilkan foto-foto yang luar biasa.
Ulasan diatas bukan berarti bahwa lensa ini sempurna bagi setiap orang. pertimbangan tentang anggaran bagi seorang fotografer juga berperan dan percayalah banyak lensa-lensa lain yang  bisa menghasilkan foto yang bagus. 

Biaya (Budget)

Pertimbangan dalam membeli lensa ketika akan melakukan upgrade adalah biaya. Kebanyakan orang memang setuju bahwa "Kita mendapatkan apa yang kita bayar", dan kami lebih memilih mengupgrade lensa dibandingkan dengan menggangi body kamera (tergantung kondisi). Sedikit waspada dengan 'lensa kit' bawaan kamera kalian. Pada banyak kondisi lensa tersebut memang bagus, tetapi menurut kami akan lebih baik jika kita membeli hanya bodi kamera dan kemudian memilih lensa yang lebih baik dari kit.

Merk

banyak sekali argumen seputar penggunaan lensa bahwa untuk menghasilkan foto-foto bagus kita harus tetap menggunakan lensa dengan merk yang sama dengan kamera, dibandingkan dengan menggunakan lensa yang lebih murah seperti Sigma, Thamron dan lain-lain. menurut kami untuk pertama kali cobaah mencari lensa yang semerek dan jika kalian tidak menemukannya maka cobalah lensa Third Party. Pengalaman membuktikan bahwa semua produsen atau merk lensa memiliki lensa yang bagus dan jelek yang beredar di pasaran. Lakukan riset pada lensa-lensa tersebut sebelum membeli. Ada banyak website serta forum yang memberikan review serta perbandingan.
06.34 Smartvone

Dunia Fotografi - Pada artikel kami yang lalu telah membahas tentang tipe lensa DSLR yang ada di pasaran, dan itu bisa menjadi permulaan untuk menjawab pertanyaan berikut: Lensa mana yang harus Saya beli? Dalam artikel kali ini InFotografi akan membahas beberapa faktor sebagai pertimbangan ketika akan membeli Lensa DSLR. Setiap fitur di bawah ini akan berbeda di setiap lensa.
Lens

Kecepatan Lensa

Kecepatan lensa bisa jadi merupakan pokok bahasan ketika Sobat mencari sebuah lensa baru. Kecepatan atau seberapa cepat sebuah lensa sebenarnya berhubungan erat dengan Aperture maksimal yang dimiliki oleh lensa tersebut. Aperture merupakan ukuran bukaan lensa ketika tombol shutter ditekan (atau seberapa banyak cahaya masuk ke dalam kamera). Aperture dilambangkan dengan F (f-stop).
Sobat bisa membaca artikel kami tentang aperture di: Mengenal Aperture dalam Fotografi. Semakin kecil bilangan maka semakin besar lubang, dan akan ada lebih banyak cahaya yang masuk dalam satu waktu. Hal ini berarti Shutter Speed menjadi lebih cepat, dengan alasan inilah mengapa muncul istilah 'cepat' atau 'lebih cepat'
Besarnya Aperture maksimal lensa bisa membantu Sobat dalam beberapa hal antara lain:
  • Lensa "cepat" dengan aperture maksimal f/1.4 memungkinkan kalian memotret ditempat yang relatif lebih gelap dibandingkan dengan lensa yang memiliki aperture maksimal f/4 atau f/5.6. Hal ini tidak membuat lensa yang lebih lambat menjadi jelek, tapi layak untuk diketahui.
  • Lensa yang "lebih cepat" memungkinkan kalian untuk mengambil obyek gerak dan memotretnya tanpa mendapatkan motion blur
  • Lensa "cepat" memungkinkan kalian untuk mendapatkan Depth of Field yang lebih tipis/sempit. Ini berarti ketika kalian memfokuskan pada subyek yang ada di foreground maka background akan menjadi blur atau tidak fokus. Memiliki lensa 'cepat' tentu saja berarti ada kemungkinan fokus menjadi sedikit lebih 'tricky', mengingat Depth of Field yang digunakan sangat tipis/sempit. Sebagai contoh ketika memotret portrait sebuah wajah dengan Aperture f/1.4 dan memfokuskannya pada mata, maka kemungkinan besar kalian akan mendapati hidung sedikit tidak terfokus.
  • Lensa 'cepat' biasanya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan lensa lain yang lebih lambat.
  • Lensa yang lebih "cepat" akan membantu dalam hal flash photography dalam hal merekeam atau mengambil ambient light
Sebagai referensi, kecepatan lensa dengan aperture f/4 biasanya bagus untuk tujuan pemotretan general dengan kondisi pencahayaan yang bagus. f/5.6 membutuhkan pencahayaan yang bagus atau fitur image stabilization (IS/VR), jika Sobat memotret indoor tanpa flash, maka setidaknya gunakan lensa dengan f/2.8, dan jika Sobat memotret sport indoor maka setidaknya gunakan f/2.0 atau bahkan lebih 'cepat' dari itu.

Focal Length

Focal length merupakan panjang dari lensa yang sobat gunakan (satuan mm merupakan satuan pengukuran focal length dari sebuah lensa). Pengukuran ini adalah jarak antar optik ditengah-tengah lensa ke focal point pada sensor kamera. Apa yang harus Sobat tahu adalah bahwa focal length dari sebuah lensa menginformasikan pada kalian pada saat memotret berapa besar subyek tersebut akan diperbesar. Focal Length juga menginformasikan angle of view yang kalian dapat.

Jarak Fokus

Ini merupakan pengukuran antara bagian akhir lensa dengan titik terdekat kemampuan fokus. Hal ini berguna sekali ketika dalam pemotretan makro atau close-up photography, mengingat jenis fotografi ini membutuhkan jarak yang sangat dekat dengan obyek foto.

Image Stabilization

Kebanyakan lensa DSLR sekarang ini sudah dilengkapi dengan fitur image stabilization (pada canon dikenal dengan IS, dan pada lensa Nikon dikenal dengan VR). Fitur ini berguna untuk meminimalkan getaran atau guncangan kamera (Camera Shake).
Camera Shake adalah gerakan yang terjadi pada saat shutter terbuka. Kejadian ini memiliki dampak lebih besar terhadap hasil foto ketika kita menggunakan slow speed, tidak menggunakan tripod dan waktu menggunakan lensa dengan focal length yang lebih panjang.
Setiap lensa dan kemera memiliki tipe IS yang berbeda, tetapi kebanyakan lensa DSLR yang memiliki fitur ini berisi sensor gyro yang mampu mengoreksi setiap getaran kamera. Kami juga tidak begitu memahami mekanisme IS ini tetapi yang pasti semua lensa Canon atau Nikon yang memiliki fitur ini memungkinkan kita untuk memotret dengan hanya memegang kamera (tanpa tripod) dan dengan shutter speed lebih lambat.
Memang IS membantu fotografer dalam mengurangi getaran kamera pada saat tingkat cahaya rendah, tetapi tetap saja tidak membekukan (freeze) obyek yang bergerak. Pada dasarnya IS memudahkan kita memotret pada shutter speed yang lebih rendah dimana aperture kamera terbuka sedikit lebih lama, tetapi jika subyek foto kalian bergerak berarti akan mengakibatkan lebih banyak blur.
Fitur IS berarti biaya tambahan pada sebuah lensa, jadi Sobat butuh pertimbangan apakah aktifitas pemotretan dengan lensa tersebut membutuhkan fitur ini atau tidak. contoh: apakah Sobat sering memotret pada kondisi cahaya rendah dnegan menggunakan focal length yang panjang tanpa tripod?

Bahan dan Kualitas Lensa

Lensa memiliki banyak variasi dalam segi kualitas bahan dan konstruksinya. Sobat bisa membedakan lensa tersebut dengan memegang Dua lensa yang berbeda dan rasakan bobotnya. Sebagai contoh pada lensa Canon 50mm (f/1.4 dan f/1.8), ada perbedaan yang mencolok pada dua lensa tersebut berkaitan dengan berat dan bahan yang digunakan. Lensa 50mm f/1.8 memiliki bahan yang dominan dengan plastik dibandingkan lensa 50mm f/1.4.
Produsen lensa kebanyaka memiliki tingkatan lensa yang berbeda. Sebagai contoh pada tingkatan Canon ada seri  yang disebut dengan lensa 'L-Series'. Sobat bisa dengan mudah mengenalinya dari cincin merah yang melingkar di badan lensa. Lensa L-Series ini memang didesain dengan kualitas mewah dan diperuntukkan bagi profesional, dan menggunakan elemen optik serta kaca yang berkualitas tinggi. Lensa ini umumnya berat, cukup 'cepat', fokus yang cepat dan bisa menghasilkan foto-foto yang luar biasa.
Ulasan diatas bukan berarti bahwa lensa ini sempurna bagi setiap orang. pertimbangan tentang anggaran bagi seorang fotografer juga berperan dan percayalah banyak lensa-lensa lain yang  bisa menghasilkan foto yang bagus. 

Biaya (Budget)

Pertimbangan dalam membeli lensa ketika akan melakukan upgrade adalah biaya. Kebanyakan orang memang setuju bahwa "Kita mendapatkan apa yang kita bayar", dan kami lebih memilih mengupgrade lensa dibandingkan dengan menggangi body kamera (tergantung kondisi). Sedikit waspada dengan 'lensa kit' bawaan kamera kalian. Pada banyak kondisi lensa tersebut memang bagus, tetapi menurut kami akan lebih baik jika kita membeli hanya bodi kamera dan kemudian memilih lensa yang lebih baik dari kit.

Merk

banyak sekali argumen seputar penggunaan lensa bahwa untuk menghasilkan foto-foto bagus kita harus tetap menggunakan lensa dengan merk yang sama dengan kamera, dibandingkan dengan menggunakan lensa yang lebih murah seperti Sigma, Thamron dan lain-lain. menurut kami untuk pertama kali cobaah mencari lensa yang semerek dan jika kalian tidak menemukannya maka cobalah lensa Third Party. Pengalaman membuktikan bahwa semua produsen atau merk lensa memiliki lensa yang bagus dan jelek yang beredar di pasaran. Lakukan riset pada lensa-lensa tersebut sebelum membeli. Ada banyak website serta forum yang memberikan review serta perbandingan.
Teknik Fotografi - Ketika pertama kali website serta akun Twitter ini hadir buat Sobat sekalian, ada banyak sekali pertanyaan tentang "Kamera apa yang harus saya beli?" dan pertanyaan tersebut banyak sekali diajukan oleh teman-teman yang baru mulai belajar fotografi dan sedang mengumpulkan informasi peralatan yang tepat bagi mereka untuk dibeli. Seiring dengan meningkatnya kamera yang beredar di pasaran, serta kamera DSLR yang sudah dibeli entah itu karena alasan harga yang murah serta ingin meng-upgrade perangkat mereka, akhirnya muncul lagi pertanyaan tentang "Lensa apa yang tepat buat kamera DSLR Saya?"

Canon-EF-Lenses-1-RWD71V2FKZ-1400x1050

Mungkin akan terasa sulit untuk menjawab pertanyaan ini dimana saat ini setiap produsen kamera digital menawarkan berbagai macam lensa dengan kualitas serta harga yang sangat beragam. Perlu diingat juga bahwa setiap fotografer memiliki gaya foto yang berbeda, mereka memiliki karakter memotret tersendiri, dan itu bisa menjadi kerumitan tersendiri ketika menjawab pertanyaan "Lensa apa yang tepat"
Dibawah ini adalah sedikit tulisan yang mengulas macam-macam jenis lensa yang ditawarkan di pasar kamera DSLR oleh para produsen kamera. Kami tidak akan membahas sebuah lensa secara detail, tetapi akan sedikit memberikan pengantar singkat terhadap istilah serta jenis lensa yang ada di pasar DSLR yang bisa menjadi pertimbangan ketika Sobat terjun berburu lensa DSLR.

Lenses
Perlu diingat bahwa kebanyakan kamera DSLR yang berdar tidak semuanya kamera full-frame, sensor yang dimiliki pada umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan kamera full-frame dan itu berarti hasil lensa tidak berdampak sama seperti pada full-frame atau pada kamera film.

Tipe lensa DSLR:

  1. Lensa Standard - Ini adalah istilah yang perlahan-lahan sedikit menghilang dari terminologi dunia fotografi. Digunakan untuk mendeskripsikan lensa dengan range 50mm, karena lensa ini biasanya sudah terpasang pada kamera kamera film.
  2. Lensa Kit - Saat ini kebanyakan lensa sudah menjadi satu paket dengan kamera DSLR yang dijual, dan biasanya lensa ini di kenal sebagai lensa kit. Lensa ini kebanyakan adalah lensa zoom, dan secara fungsional dikenal sebagai lensa multi-purpose yang memang didesain untuk kepentingan memotret sehari-hari. Fotografer profesional kebanyakan selalu membeli body kamera dan mengupgrade lensa sesuai dengan kebutuhan mereka.
  3. Lensa Prime / Lensa Fix - Lensa Fix merupakan sebuah lensa yang hanya memiliki satu Focal-Length. Terkadang lensa ini menjadi lensa yang kurang populer dimana para fotografer merasa nyamana dengan lensa yang memiliki range Focal-Length di tangan mereka (lihat ulasan lensa zoom dibawah), tetapi bagaimanapun juga lensa fix layak unutk dipertimbangkan. Lensa zoom memang memiliki keuntukngan pada kualitas yang mereka tawarkan, tetapi lensa fix juga dikenal dengan kualitas gambar serta kecepatan. Ketika kebanyakan orang nyaman dengan lensa zoom, kebalikannya Saya lebih menikmati tantangan dalam menggunakan lensa fix, dan mereka membawa sesuatu dalam dunia fotografi saya, dan biasanya saya akan merasa sedikit malas ketika lensa zoom terpasang.
  4. Lensa Zoom / Tele - Lensa zoom merupakan lensa DSLR yang paling populer saat ini, hadir dengan konfigurasi range focal length serta tingkatan kualitas. Keuntungan yang paling terlihat dengan menggunakan lensa ini adalah, Sobat tidak perlu mendekat ke subyek untuk mendapatkan framming yang lebih ketat. Lensa ini bisa memberikan range pendek atau cukup panjang. Hal yang perlu diingat ketika membeli kamera ini adalah, semakin panjang focal-length maka akan semakin berdampak pada camera-shake. Kamera dengan focal length yang jauh seperti (300mm) telah difasilitasi dengan Image Stabilisation (IS) untuk mengurangi camera-shake.
  5. Lensa Makro - Lensa-lensa ini didesain khusus untuk memotret obyek secara close-up. banyak kamera DSLR yang dilengkapi dengan pengaturan 'makro', tetapi menggunakan lensa makro yang sebenarnya akan menghasilkan foto lebih hidup dan memungkinkan Sobat untuk memotret dengan ukuran yang sangat dekat pada obyek.
  6. Lensa Wide - Seperti namanya, lensa ini mememungkinkan penggunanya untuk memotret dan mendapatkan prespektif yang sangat luas. Lensa wide biasnya digunakan pada pemotretan landscape. Lensa wide hadir dengan focal length seperti lensa fix dan lensa zoom, walaupun hanya memiliki sedikit range pada focal-lengthnya. Perhatikan bahwa banyak lensa wide sedikit banyaknya terkadang memberikan efek 'distort' pada hasil foto, terutama pada tepian foto dengan bentuk yang sedikit melengkung. Bagi beberapa orang bisa menjadi efek yang bagus, tetapi terkadang juga berarti efek yang tidak diinginkan.
Lensa 'Fish-Eye' merupakan lensa 'extreme' dari lensa wide, dimana lensa ini didesain khusus untuk memberikan efek 'distort' lengkung pada hasil foto Anda, tetapi sekali lagi hal tersebut tergantung pada gaya serta style seorang fotografer.
06.33 Smartvone
Teknik Fotografi - Ketika pertama kali website serta akun Twitter ini hadir buat Sobat sekalian, ada banyak sekali pertanyaan tentang "Kamera apa yang harus saya beli?" dan pertanyaan tersebut banyak sekali diajukan oleh teman-teman yang baru mulai belajar fotografi dan sedang mengumpulkan informasi peralatan yang tepat bagi mereka untuk dibeli. Seiring dengan meningkatnya kamera yang beredar di pasaran, serta kamera DSLR yang sudah dibeli entah itu karena alasan harga yang murah serta ingin meng-upgrade perangkat mereka, akhirnya muncul lagi pertanyaan tentang "Lensa apa yang tepat buat kamera DSLR Saya?"

Canon-EF-Lenses-1-RWD71V2FKZ-1400x1050

Mungkin akan terasa sulit untuk menjawab pertanyaan ini dimana saat ini setiap produsen kamera digital menawarkan berbagai macam lensa dengan kualitas serta harga yang sangat beragam. Perlu diingat juga bahwa setiap fotografer memiliki gaya foto yang berbeda, mereka memiliki karakter memotret tersendiri, dan itu bisa menjadi kerumitan tersendiri ketika menjawab pertanyaan "Lensa apa yang tepat"
Dibawah ini adalah sedikit tulisan yang mengulas macam-macam jenis lensa yang ditawarkan di pasar kamera DSLR oleh para produsen kamera. Kami tidak akan membahas sebuah lensa secara detail, tetapi akan sedikit memberikan pengantar singkat terhadap istilah serta jenis lensa yang ada di pasar DSLR yang bisa menjadi pertimbangan ketika Sobat terjun berburu lensa DSLR.

Lenses
Perlu diingat bahwa kebanyakan kamera DSLR yang berdar tidak semuanya kamera full-frame, sensor yang dimiliki pada umumnya berukuran lebih kecil dibandingkan kamera full-frame dan itu berarti hasil lensa tidak berdampak sama seperti pada full-frame atau pada kamera film.

Tipe lensa DSLR:

  1. Lensa Standard - Ini adalah istilah yang perlahan-lahan sedikit menghilang dari terminologi dunia fotografi. Digunakan untuk mendeskripsikan lensa dengan range 50mm, karena lensa ini biasanya sudah terpasang pada kamera kamera film.
  2. Lensa Kit - Saat ini kebanyakan lensa sudah menjadi satu paket dengan kamera DSLR yang dijual, dan biasanya lensa ini di kenal sebagai lensa kit. Lensa ini kebanyakan adalah lensa zoom, dan secara fungsional dikenal sebagai lensa multi-purpose yang memang didesain untuk kepentingan memotret sehari-hari. Fotografer profesional kebanyakan selalu membeli body kamera dan mengupgrade lensa sesuai dengan kebutuhan mereka.
  3. Lensa Prime / Lensa Fix - Lensa Fix merupakan sebuah lensa yang hanya memiliki satu Focal-Length. Terkadang lensa ini menjadi lensa yang kurang populer dimana para fotografer merasa nyamana dengan lensa yang memiliki range Focal-Length di tangan mereka (lihat ulasan lensa zoom dibawah), tetapi bagaimanapun juga lensa fix layak unutk dipertimbangkan. Lensa zoom memang memiliki keuntukngan pada kualitas yang mereka tawarkan, tetapi lensa fix juga dikenal dengan kualitas gambar serta kecepatan. Ketika kebanyakan orang nyaman dengan lensa zoom, kebalikannya Saya lebih menikmati tantangan dalam menggunakan lensa fix, dan mereka membawa sesuatu dalam dunia fotografi saya, dan biasanya saya akan merasa sedikit malas ketika lensa zoom terpasang.
  4. Lensa Zoom / Tele - Lensa zoom merupakan lensa DSLR yang paling populer saat ini, hadir dengan konfigurasi range focal length serta tingkatan kualitas. Keuntungan yang paling terlihat dengan menggunakan lensa ini adalah, Sobat tidak perlu mendekat ke subyek untuk mendapatkan framming yang lebih ketat. Lensa ini bisa memberikan range pendek atau cukup panjang. Hal yang perlu diingat ketika membeli kamera ini adalah, semakin panjang focal-length maka akan semakin berdampak pada camera-shake. Kamera dengan focal length yang jauh seperti (300mm) telah difasilitasi dengan Image Stabilisation (IS) untuk mengurangi camera-shake.
  5. Lensa Makro - Lensa-lensa ini didesain khusus untuk memotret obyek secara close-up. banyak kamera DSLR yang dilengkapi dengan pengaturan 'makro', tetapi menggunakan lensa makro yang sebenarnya akan menghasilkan foto lebih hidup dan memungkinkan Sobat untuk memotret dengan ukuran yang sangat dekat pada obyek.
  6. Lensa Wide - Seperti namanya, lensa ini mememungkinkan penggunanya untuk memotret dan mendapatkan prespektif yang sangat luas. Lensa wide biasnya digunakan pada pemotretan landscape. Lensa wide hadir dengan focal length seperti lensa fix dan lensa zoom, walaupun hanya memiliki sedikit range pada focal-lengthnya. Perhatikan bahwa banyak lensa wide sedikit banyaknya terkadang memberikan efek 'distort' pada hasil foto, terutama pada tepian foto dengan bentuk yang sedikit melengkung. Bagi beberapa orang bisa menjadi efek yang bagus, tetapi terkadang juga berarti efek yang tidak diinginkan.
Lensa 'Fish-Eye' merupakan lensa 'extreme' dari lensa wide, dimana lensa ini didesain khusus untuk memberikan efek 'distort' lengkung pada hasil foto Anda, tetapi sekali lagi hal tersebut tergantung pada gaya serta style seorang fotografer.
Tips Fotografi - Fotografi akan terasa mudah jika terdapat cukup cahaya dan kondisi yang ideal, tetapi seperti yang banyak kita bahas sebelumnya bahwa kondisi pencahayaan dalam fotografi digtial tidak selalu seperti yang kita harapkan. Dalam dunia fotografi digital kita bekerja dengan cahaya, sama seperti kita bekerja dengan orang lain, tentu suatu saat akan mengecewakan bukan?
Little Low-Light Monsters (D800 @ ISO 25,600)


Seorang sobat InFotografi pernah bertanya tentang bagaimana dia bisa memotret acara pernikahan temannya, tetapi dia tidak diperbolehkan menggunakan flash. Alasannya sederhana, cahaya flash menurut mereka akan mengurangi khidmadnya upacara pengucapan ijab kabul atau sumpah. Pada intinya dia mempertanyakan bagaimana menghasilkan foto yang bagus tanpa menggunakan flash pada kondisi rendah cahaya atau low-light. Menurut kami itu adalah pertanyaan yang bagus sekali, dan tentu semuanya mungkin dalam dunia fotografi digital, tetapi tentu saja pasti ada faktor keuntungan dan kerugian dalam menerapkan sebuah teknik bukan? Mari kita bahas lewat artikel ini!
Flash merupakan solusi terbaik pada fotografi low-light, tetapi masalahnya tidak semua situasi memungkinkan untuk penggunaan flash. Tidak hanya akan mengganggu konsentrasi jalannya acara, tetapi juga flash akan mengakibatkan hasil foto kalian terasa datar atau flat. Hal tersebut kemungkinan besar terjadi jika Sobat menggunakan flash built-in bawaan dari kamera digital. Flash built-in (flash pada umumnya) berarti memberikan pencahayaan pada subyek dari arah depan.
Hal tersebut tentu bisa dihindari dengan beberapa cara, tergantung dari subyek serta bagaimana karakter cahaya. Pelajari bagaimana melihat jatuhnya cahaya di sekitar, sehingga Sobat bisa mengerti apakah penggunaan flash bisa bekerja dengan baik atau tidak. Caya yang baik untuk menghadapi masalah pencahayaan rendah atau low-light adalah dengan menggunakan pengaturan ISO tinggi. ISO adalah tingkat kesensitifan sensor terhadap cahaya.
Kekhawatiran ketika menggunakan ISO tinggi adalah NOISE, jika kalian merasa pengaturan ISO sudah sempurna tetapi belum tentu sempurna untuk noise yang akan diakibatkannya. Dalam era fotografi digital Sobat bisa mengurangi tingkat NOISE yang ada pada sebuah foto dengan menggunakan perangkat lunak. Saat ini terdapat Dua software menurut kami yang bagus untuk Noise Reduction, yaitu: "Noise Ninja" atau "Neat Image". Jika Sobat tidak menaikkan pengaturan ISO serta tidak memiliki tripod, maka kemungkinan besar kalian akan menghadapi masalah 'camera shake'. Cobalah untuk menaikkan ISO, dan kalian akan mengerti kenapa NOISE itu lebih baik daripada 'camera shake'. Dalam dunia fotografi digital NOISE akan selalu menjadi satu hal yang perlu dipertimbangkan.
Salah satu keuntungan kita dalam era fotografi digital adalah, ISO tinggi memudahkan kita memotret pada kondisi rendah cahaya. Pada era fotografi film, kalian harus mengganti rol film yang memiliki ISO atau ASA yang lebih tinggi, benar-benar mempermudah kita bukan? Ini merupakan keuntungan yang bisa kita manfaatkan sebagai seorang fotografer digital.
Contoh yang lain adalah ketika kita memotret di dalam ruangan, seperti sebuah pidato sambutan, atau konser musik klasik. Flash kemungkinan besar tidak akan diperbolehkan pada situasi seperti ini, jadi bagaimana kita mengatasinya? Rubah ISO kalian ke pengaturan yang lebih tinggi, jika kalian menggunakan "Auto ISO" pada kamera digital kalian, maka kamera akan mendeteksi penggunaan ISO tinggi yang diperlukan. Sobat tentu bisa mengatur ISO secara manual, bertambahnya tingkat sensitifitas terhadap cahaya akan memperbesar peluang untuk mendapatkan exposure yang pas untuk kondisi rendah cahaya. Sobat bisa memutuskan untuk lebih meninggikan pengaturan ISO dan memilih shutter speed lebih cepat, jika masih mengalami camera shake serta tidak memiliki Tripod.
Cara lain yang bisa dilakukan pada kondisi rendah cahaya adalah dengan menggunakan Lensa Cepat (Fast-Lens), tetapi tentu akan menguras kantong seorang fotografer pemula bukan? Berikut ini merupakan Tips yang bisa Sobat lakukan jika tidak memiliki Fast-lens, Tripod serta larangan penggunaan flash:
  1. Tinggikan ISO seperlunya.
  2. Memotret menggunakan Format RAW
  3. Gunakan Aperture Priority dengan f-stop paling rendah, fash-lens biasanya memiliki f-stop terendah f1/8 atau bisa lebih rendah lagi.
  4. Jika hal diatas masih menghasilkan shutter speed yang terlalu rendah untuk dipegang, maka kalian bisa menurunkan exposure compensation sebanyak satu stop, itu akan meningkatkan shutter, dan kemudian rubah expsosurenya di post-produksi (gunakan format RAW).
  5. Sobat bisa menggunakan software Noise Reduction, untuk mengurangi grain serta noise.

Seperti yang dituliskan diatas, bahwa 'Fast-Lens' akan terasa sangat mahal bagi ukuran fotografer pemula, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba menggunakan lensa prime seperti Canon 50mm f1.8 atau Nikon 50mm f1.8. Cobalah dan rasakan bedanya. Bedanya mungkin ada pada zooming, untuk itu gunakan kaki kalian sebagai pengganti Zooming. Happy Low-Lighting!
06.31 Smartvone
Tips Fotografi - Fotografi akan terasa mudah jika terdapat cukup cahaya dan kondisi yang ideal, tetapi seperti yang banyak kita bahas sebelumnya bahwa kondisi pencahayaan dalam fotografi digtial tidak selalu seperti yang kita harapkan. Dalam dunia fotografi digital kita bekerja dengan cahaya, sama seperti kita bekerja dengan orang lain, tentu suatu saat akan mengecewakan bukan?
Little Low-Light Monsters (D800 @ ISO 25,600)


Seorang sobat InFotografi pernah bertanya tentang bagaimana dia bisa memotret acara pernikahan temannya, tetapi dia tidak diperbolehkan menggunakan flash. Alasannya sederhana, cahaya flash menurut mereka akan mengurangi khidmadnya upacara pengucapan ijab kabul atau sumpah. Pada intinya dia mempertanyakan bagaimana menghasilkan foto yang bagus tanpa menggunakan flash pada kondisi rendah cahaya atau low-light. Menurut kami itu adalah pertanyaan yang bagus sekali, dan tentu semuanya mungkin dalam dunia fotografi digital, tetapi tentu saja pasti ada faktor keuntungan dan kerugian dalam menerapkan sebuah teknik bukan? Mari kita bahas lewat artikel ini!
Flash merupakan solusi terbaik pada fotografi low-light, tetapi masalahnya tidak semua situasi memungkinkan untuk penggunaan flash. Tidak hanya akan mengganggu konsentrasi jalannya acara, tetapi juga flash akan mengakibatkan hasil foto kalian terasa datar atau flat. Hal tersebut kemungkinan besar terjadi jika Sobat menggunakan flash built-in bawaan dari kamera digital. Flash built-in (flash pada umumnya) berarti memberikan pencahayaan pada subyek dari arah depan.
Hal tersebut tentu bisa dihindari dengan beberapa cara, tergantung dari subyek serta bagaimana karakter cahaya. Pelajari bagaimana melihat jatuhnya cahaya di sekitar, sehingga Sobat bisa mengerti apakah penggunaan flash bisa bekerja dengan baik atau tidak. Caya yang baik untuk menghadapi masalah pencahayaan rendah atau low-light adalah dengan menggunakan pengaturan ISO tinggi. ISO adalah tingkat kesensitifan sensor terhadap cahaya.
Kekhawatiran ketika menggunakan ISO tinggi adalah NOISE, jika kalian merasa pengaturan ISO sudah sempurna tetapi belum tentu sempurna untuk noise yang akan diakibatkannya. Dalam era fotografi digital Sobat bisa mengurangi tingkat NOISE yang ada pada sebuah foto dengan menggunakan perangkat lunak. Saat ini terdapat Dua software menurut kami yang bagus untuk Noise Reduction, yaitu: "Noise Ninja" atau "Neat Image". Jika Sobat tidak menaikkan pengaturan ISO serta tidak memiliki tripod, maka kemungkinan besar kalian akan menghadapi masalah 'camera shake'. Cobalah untuk menaikkan ISO, dan kalian akan mengerti kenapa NOISE itu lebih baik daripada 'camera shake'. Dalam dunia fotografi digital NOISE akan selalu menjadi satu hal yang perlu dipertimbangkan.
Salah satu keuntungan kita dalam era fotografi digital adalah, ISO tinggi memudahkan kita memotret pada kondisi rendah cahaya. Pada era fotografi film, kalian harus mengganti rol film yang memiliki ISO atau ASA yang lebih tinggi, benar-benar mempermudah kita bukan? Ini merupakan keuntungan yang bisa kita manfaatkan sebagai seorang fotografer digital.
Contoh yang lain adalah ketika kita memotret di dalam ruangan, seperti sebuah pidato sambutan, atau konser musik klasik. Flash kemungkinan besar tidak akan diperbolehkan pada situasi seperti ini, jadi bagaimana kita mengatasinya? Rubah ISO kalian ke pengaturan yang lebih tinggi, jika kalian menggunakan "Auto ISO" pada kamera digital kalian, maka kamera akan mendeteksi penggunaan ISO tinggi yang diperlukan. Sobat tentu bisa mengatur ISO secara manual, bertambahnya tingkat sensitifitas terhadap cahaya akan memperbesar peluang untuk mendapatkan exposure yang pas untuk kondisi rendah cahaya. Sobat bisa memutuskan untuk lebih meninggikan pengaturan ISO dan memilih shutter speed lebih cepat, jika masih mengalami camera shake serta tidak memiliki Tripod.
Cara lain yang bisa dilakukan pada kondisi rendah cahaya adalah dengan menggunakan Lensa Cepat (Fast-Lens), tetapi tentu akan menguras kantong seorang fotografer pemula bukan? Berikut ini merupakan Tips yang bisa Sobat lakukan jika tidak memiliki Fast-lens, Tripod serta larangan penggunaan flash:
  1. Tinggikan ISO seperlunya.
  2. Memotret menggunakan Format RAW
  3. Gunakan Aperture Priority dengan f-stop paling rendah, fash-lens biasanya memiliki f-stop terendah f1/8 atau bisa lebih rendah lagi.
  4. Jika hal diatas masih menghasilkan shutter speed yang terlalu rendah untuk dipegang, maka kalian bisa menurunkan exposure compensation sebanyak satu stop, itu akan meningkatkan shutter, dan kemudian rubah expsosurenya di post-produksi (gunakan format RAW).
  5. Sobat bisa menggunakan software Noise Reduction, untuk mengurangi grain serta noise.

Seperti yang dituliskan diatas, bahwa 'Fast-Lens' akan terasa sangat mahal bagi ukuran fotografer pemula, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba menggunakan lensa prime seperti Canon 50mm f1.8 atau Nikon 50mm f1.8. Cobalah dan rasakan bedanya. Bedanya mungkin ada pada zooming, untuk itu gunakan kaki kalian sebagai pengganti Zooming. Happy Low-Lighting!

Kamera DSLR keluaran terbaru dari Canon ini tampaknya memang ditawarkan pada fotografer pemula yang ingin membawa fotografi mereka ke tingkat lebih lanjut. Canon EOS 700D masih tetap mempertahankan bentuk layar LCD pendahulunya Canon EOS 650D. Hal ini memudahkan Sobat memotret dengan angle yang lebih leluasa, dilengkapi dengan teknologi layar sentuh untuk mengakses menu-menu di dalam kamera. Sobat dengan mudah memperbesar hasil foto hanya dengan gerakan jari seperti "mencubit"  saat mereview foto. Mode scene dan pilihan manual bisa ditemukan dalam bentuk "dial" agar mudah diakses, dan juga ada tombol yang bisa langsung digunakan untuk mengakses Live View. Kamera ini juga akan mematikan layar LCD secara otomatis ketika sobat menempatkan mata pada viewfinder.
Canon T5i 700D Getting Started in Video Tutorial
Photo: Dave Dugdale

Jika Sobat khawatir akan banyaknya menu yang ada di dalam kamera, maka kamera ini bisa merupakan pilihan yang tepat bagi Kalian karena dilengkapi dengan panduan serta tips yang muncul ketika Sobat menekan menu pengaturan seperti aperture atau white balance. Tips dan panduan ini menjelaskan fungsi menu dan membantu Sobat untuk memutuskan pilihan pengaturan. Canon EOS 700D mampu memotret Lima frame perdetik untuk membekukan obyek gerak (action), sementara sistem Hybrid AF bisa terfokus secara cepat. Sobat juga bisa menggunakan Movie Serfo AF untuk memfokuskan pada subyek yang bergerak ketika mengambil movie full HD.

Jika Sobat senang melakukan eksperimen terhadap foto/gambar, maka Sobat bisa menemukan banyak sekali filter kreatif yang bisa Kalian pilih, diantaranya adalah: Fisheye dan Miniature. Sedikit disayangkan kamera ini tidak memiliki fitur Wi-Fi built in seperti yang bisa ditemukan pada kamera keluaran Canon yang lainnya.

Kualitas gambar cukup tinggi, dan sistem metering berdasarkan pengujian menunjukkan hasil yang cukup akurat. Foto terlihat bebas noise sampai dengan pengaturan ISO 800, dan gambar mulai kehilangan detail dan saturasi warna pada ISO 1600.

Kamera Canon EOS 700D juga dikenal dengan Rebel T5i dan kisaran harganya adalah $900 termasuk lensa kit 18-55mm. Bagi sobat yang lagi cari-cari kamera DSLR dan serius dalam fotografi dan mengutamakan kualitas gambar maka kamera ini cocok bagi kalian.

 

Kesimpulan Canon EOS 700D:


Kelebihan :
  • Kualitas gambar tinggi, dengan hasil warna yang realistis serta sistem metering yang cukup akurat
  • Sangat cocok untuk fotografer pemula, dan panduan serta tips dalam menu kamera bisa sangat membantu

Kekurangan: 
  • Tidak adanya koneksi Wi-Fi yang bisa membantu Sobat berbagi foto dengan cepat.
  • Plastik masih sangat terasa saat memegang kamera ini.

Spesifikasi: 
  • Megapixels: 18 MP
  • Zoom: Mendukung beragam lensa EF dan EF-S
  • Shutter Speed: 30-1/4000sec plus Bulb, Bagus untuk long exposures dalam kondisi rendah cahaya
  • ISO: 100-12800, mampu expand sampai 25600, memiliki jangkauan ISO yang luas untuk memotret di kondisi rendah cahaya
  • Mode Exposure: 7 Mode Scene, auto, creative auto, program, manual, Av dan Tv
  •  Mode Flash: A, FOn, FOff
  • Berat: 580g dengan baterai
  • Dimensi: 133.1 x 99.8 x 78.8mm
  • Baterai: Li-ion
  • Screen/Layar: 3 inchi
  • Storage: SD, SDHC, SDXC (UHSH)
06.30 Smartvone

Kamera DSLR keluaran terbaru dari Canon ini tampaknya memang ditawarkan pada fotografer pemula yang ingin membawa fotografi mereka ke tingkat lebih lanjut. Canon EOS 700D masih tetap mempertahankan bentuk layar LCD pendahulunya Canon EOS 650D. Hal ini memudahkan Sobat memotret dengan angle yang lebih leluasa, dilengkapi dengan teknologi layar sentuh untuk mengakses menu-menu di dalam kamera. Sobat dengan mudah memperbesar hasil foto hanya dengan gerakan jari seperti "mencubit"  saat mereview foto. Mode scene dan pilihan manual bisa ditemukan dalam bentuk "dial" agar mudah diakses, dan juga ada tombol yang bisa langsung digunakan untuk mengakses Live View. Kamera ini juga akan mematikan layar LCD secara otomatis ketika sobat menempatkan mata pada viewfinder.
Canon T5i 700D Getting Started in Video Tutorial
Photo: Dave Dugdale

Jika Sobat khawatir akan banyaknya menu yang ada di dalam kamera, maka kamera ini bisa merupakan pilihan yang tepat bagi Kalian karena dilengkapi dengan panduan serta tips yang muncul ketika Sobat menekan menu pengaturan seperti aperture atau white balance. Tips dan panduan ini menjelaskan fungsi menu dan membantu Sobat untuk memutuskan pilihan pengaturan. Canon EOS 700D mampu memotret Lima frame perdetik untuk membekukan obyek gerak (action), sementara sistem Hybrid AF bisa terfokus secara cepat. Sobat juga bisa menggunakan Movie Serfo AF untuk memfokuskan pada subyek yang bergerak ketika mengambil movie full HD.

Jika Sobat senang melakukan eksperimen terhadap foto/gambar, maka Sobat bisa menemukan banyak sekali filter kreatif yang bisa Kalian pilih, diantaranya adalah: Fisheye dan Miniature. Sedikit disayangkan kamera ini tidak memiliki fitur Wi-Fi built in seperti yang bisa ditemukan pada kamera keluaran Canon yang lainnya.

Kualitas gambar cukup tinggi, dan sistem metering berdasarkan pengujian menunjukkan hasil yang cukup akurat. Foto terlihat bebas noise sampai dengan pengaturan ISO 800, dan gambar mulai kehilangan detail dan saturasi warna pada ISO 1600.

Kamera Canon EOS 700D juga dikenal dengan Rebel T5i dan kisaran harganya adalah $900 termasuk lensa kit 18-55mm. Bagi sobat yang lagi cari-cari kamera DSLR dan serius dalam fotografi dan mengutamakan kualitas gambar maka kamera ini cocok bagi kalian.

 

Kesimpulan Canon EOS 700D:


Kelebihan :
  • Kualitas gambar tinggi, dengan hasil warna yang realistis serta sistem metering yang cukup akurat
  • Sangat cocok untuk fotografer pemula, dan panduan serta tips dalam menu kamera bisa sangat membantu

Kekurangan: 
  • Tidak adanya koneksi Wi-Fi yang bisa membantu Sobat berbagi foto dengan cepat.
  • Plastik masih sangat terasa saat memegang kamera ini.

Spesifikasi: 
  • Megapixels: 18 MP
  • Zoom: Mendukung beragam lensa EF dan EF-S
  • Shutter Speed: 30-1/4000sec plus Bulb, Bagus untuk long exposures dalam kondisi rendah cahaya
  • ISO: 100-12800, mampu expand sampai 25600, memiliki jangkauan ISO yang luas untuk memotret di kondisi rendah cahaya
  • Mode Exposure: 7 Mode Scene, auto, creative auto, program, manual, Av dan Tv
  •  Mode Flash: A, FOn, FOff
  • Berat: 580g dengan baterai
  • Dimensi: 133.1 x 99.8 x 78.8mm
  • Baterai: Li-ion
  • Screen/Layar: 3 inchi
  • Storage: SD, SDHC, SDXC (UHSH)

Tips Fotografi - Apa sih low-key lighting itu? Menurut wikipedia, low key lighting bertujuan untuk menciptakan efek chiaroscuro. Pada fotografi tradisional pencahayan threepoint biasanya menggunakan sebuah key light, fill light dan back light. Low-key hanya memerlukan satu key light, dan terkadang bisa ditambahkan satu fill light atau reflektor sederhana. Low-Key biasanya menggunakan background gelap. untuk lebih jelasnya yuk simak ulasan bagaimana memotret Low-key Portrait dibawah ini:
Misteri (low key)


1. Gunakan lokasi yang tepat
Foto-Foto low-key identink dengan cahaya yang remang-remang, jadi Sobat perlu untuk menggunakan sebuah lokasi atau tempat pemotretan yang gelap. Lokasi tersebut bisa jadi sebuah kamar yang gelap dengan sebuah tirai bewarna hitam, atau bisa memotret di malam hari.

2. Sumber Cahaya
Foto-foto Low-key menggunakan satu sumber cahaya. Sobat bisa menggunakan natural light atau cahaya alami yang berasal dari jendela, sebuah lampu meja atau lampu jalanan. Posisikan subyek terhadap arah cahaya sehingga membuat efek yang dramatis.

3. Exposure
Jika hasil foto Sobat terasa terlalu gelap, meskipun telah menggunakan aperture lebar, maka cobalah untuk menaikkan pengaturan ISO. Perhatikan kemungkinan digital grain yang muncul akibat penggunaan ISO yang terlalu tinggi. Sobat juga bisa mencoba untuk bereksperimen dengan exposure compensation untuk menaikkan tingkat kecerahan.

4. Jangan Gunakan Flash
Low-key portrait cukup menggunakan satu sumber cahaya, jadi ingatlah untuk mematikan flash kalian. Sobat bisa menggunakan flash sebagai sumber cahaya, tetapi akan lebih baik jika cahaya tidak berasal dari depan subyek melainkan dari samping subyek.

5. Komposisi
Pada foto Portrait, idealnya memang wajah subyek selalu menghadap ke kamera kita, tetapi Sobat masih bebas untuk bereksperimen, foto obyek yang tidak melakukan eye contact dengan kamera juga bisa membuat foto tampak lebih dramatis.

Tips Low-key Portrait

  • Beberapa kamera digital sudah dilengkapi dengan mode otomatis untuk foto Low-key. Mode ini bisa memberikan pengaturan yang Sobat butuhkan untuk memotret Low-key Portrait
  • Masih ingat dengan kalimat "The Eyes Are Window To The Soul" bukan? jadi fokuskan ke arah mata subyek menggunakan selective focus, atau juga bisa menggunakan manual focus.
  • Gunakan mode Aperture Priority serta setting ke bilangan f rendah agar cahaya mudah masuk ke dalam lensa serta menciptakan depth of field sempit.
06.27 Smartvone

Tips Fotografi - Apa sih low-key lighting itu? Menurut wikipedia, low key lighting bertujuan untuk menciptakan efek chiaroscuro. Pada fotografi tradisional pencahayan threepoint biasanya menggunakan sebuah key light, fill light dan back light. Low-key hanya memerlukan satu key light, dan terkadang bisa ditambahkan satu fill light atau reflektor sederhana. Low-Key biasanya menggunakan background gelap. untuk lebih jelasnya yuk simak ulasan bagaimana memotret Low-key Portrait dibawah ini:
Misteri (low key)


1. Gunakan lokasi yang tepat
Foto-Foto low-key identink dengan cahaya yang remang-remang, jadi Sobat perlu untuk menggunakan sebuah lokasi atau tempat pemotretan yang gelap. Lokasi tersebut bisa jadi sebuah kamar yang gelap dengan sebuah tirai bewarna hitam, atau bisa memotret di malam hari.

2. Sumber Cahaya
Foto-foto Low-key menggunakan satu sumber cahaya. Sobat bisa menggunakan natural light atau cahaya alami yang berasal dari jendela, sebuah lampu meja atau lampu jalanan. Posisikan subyek terhadap arah cahaya sehingga membuat efek yang dramatis.

3. Exposure
Jika hasil foto Sobat terasa terlalu gelap, meskipun telah menggunakan aperture lebar, maka cobalah untuk menaikkan pengaturan ISO. Perhatikan kemungkinan digital grain yang muncul akibat penggunaan ISO yang terlalu tinggi. Sobat juga bisa mencoba untuk bereksperimen dengan exposure compensation untuk menaikkan tingkat kecerahan.

4. Jangan Gunakan Flash
Low-key portrait cukup menggunakan satu sumber cahaya, jadi ingatlah untuk mematikan flash kalian. Sobat bisa menggunakan flash sebagai sumber cahaya, tetapi akan lebih baik jika cahaya tidak berasal dari depan subyek melainkan dari samping subyek.

5. Komposisi
Pada foto Portrait, idealnya memang wajah subyek selalu menghadap ke kamera kita, tetapi Sobat masih bebas untuk bereksperimen, foto obyek yang tidak melakukan eye contact dengan kamera juga bisa membuat foto tampak lebih dramatis.

Tips Low-key Portrait

  • Beberapa kamera digital sudah dilengkapi dengan mode otomatis untuk foto Low-key. Mode ini bisa memberikan pengaturan yang Sobat butuhkan untuk memotret Low-key Portrait
  • Masih ingat dengan kalimat "The Eyes Are Window To The Soul" bukan? jadi fokuskan ke arah mata subyek menggunakan selective focus, atau juga bisa menggunakan manual focus.
  • Gunakan mode Aperture Priority serta setting ke bilangan f rendah agar cahaya mudah masuk ke dalam lensa serta menciptakan depth of field sempit.

White Balance



White balance

22. Memotret Outdoor
Gunakan pengaturan white balance pada Daylight atau Cloudy saat memotret di luar ruangan, tergantung dari kondisi saat Sobat memotret. Daylight memiliki warna yang cederung "cool", sedangkan cloudy cenderung ke warna "warm"


23. Penggunaan Flash
Cahaya flash berpotensi mengakibatkan warna biru pada foto kalian, jadi gunakan pengaturan white balance Flash untuk mengoreksi warna pada foto kalian.

24. Memotret Indoor
Gunakan pengaturan white balance Tungsten pada kondisi pencahayaan yang menggunakan cahaya lampu pijar, pengaturan white balance ini bisa mengoreksi dan mendinginkan keluaran warna. Sobat juga bisa menggunakan Fluorescent untuk cahaya neon.

25. Gunakan format RAW
Memotret menggunakan format RAW akan memberikan pilihan lebih ketika Sobat melakukan post produksi menggunakan perangkat lunak editting gambar. Kebebasan pilihan ini juga termasuk pada perubahan white balance.
06.24 Smartvone

White Balance



White balance

22. Memotret Outdoor
Gunakan pengaturan white balance pada Daylight atau Cloudy saat memotret di luar ruangan, tergantung dari kondisi saat Sobat memotret. Daylight memiliki warna yang cederung "cool", sedangkan cloudy cenderung ke warna "warm"


23. Penggunaan Flash
Cahaya flash berpotensi mengakibatkan warna biru pada foto kalian, jadi gunakan pengaturan white balance Flash untuk mengoreksi warna pada foto kalian.

24. Memotret Indoor
Gunakan pengaturan white balance Tungsten pada kondisi pencahayaan yang menggunakan cahaya lampu pijar, pengaturan white balance ini bisa mengoreksi dan mendinginkan keluaran warna. Sobat juga bisa menggunakan Fluorescent untuk cahaya neon.

25. Gunakan format RAW
Memotret menggunakan format RAW akan memberikan pilihan lebih ketika Sobat melakukan post produksi menggunakan perangkat lunak editting gambar. Kebebasan pilihan ini juga termasuk pada perubahan white balance.

Teknik Fotografi - Exposure bisa dikatakan adalah jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera pada saat Sobat memotret scene atau pemandangan yang ada di depan kalian. Seperti yang telah banyak kita bahas pada artikel-artikel sebelumnya bahwa Exposure ditentukan oleh Tiga faktor, yaitu: aperture, shutter speed, dan ISO. Sobat bisa merubah pengaturan ketiga faktor tersebut di kamera jika menggunakan mode manual. Perubahan pengaturan tersebut tentu akan mengendalikan berapa banyak cahaya yang mencapai sensor kamera.
 
Terlalu banyak cahaya akan mengakibatkan hasil foto yang overexposure atau blown-out, dan sebaliknya jika sensor kurang cahaya pada saat pengambilan gambar akan menyebabkan hasil foto yang underexposure atau gelap.

Sobat juga bisa menentukan tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Konsep dari exposure adalah bagaimana keseimbangan antara ketiga faktor tersebut agar menghasilkan foto atau gambar yang memiliki exposure yang PAS. Sobat juga bisa merubah pengaturan exposure untuk mendapatkan efek kreatif dengan kamera kalian. Baca lebih lanjut ulasannya berikut ini yuk!

 

 

SHUTTER SPEED


11. Kendalikan cahaya
Shutter kamera akan terbuka saat memotret, dan menyebabkan cahaya masuk dan mengenai sensor, dan kemudian tertutup kembali disaat proses exposure selesai. Shutter speed adalah rentang waktu shutter terbuka dan menentukan berapa banyak cahaya masuk ke dalam kamera. Logikanya, Shutter speed lambat berarti cahaya yang masuk akan lebih banyak, dan ini berguna sekali digunakan pada saat memotret dengan kondisi kurang cahaya. Shutter Speed cepat hanya memperbolehkan sedikit cahaya masuk ke dalam kamera, dan biasanya digunakan pada saat kondisi ruangan atau lingkungan  yang terang. Shutter speed diukur dengan satuan detik atau pecahan. (baca lebih lanjut di artikel: mengenal shutter speed dalam fotografi)

12. Merekam Gerakan
Mengontrol shutter speed juga berguna ketika memotret obyek gerak. Shutter speed yang relatif cepat akan "membekukan" sebuah gerakan, dan juga memungkinkan Sobat memotret tanpa menghasilkan foto yang blur. Shutter speed lambat bisa menangkap gerakan dan menghasilkan blur. Sobat bisa dengan mudah melihatnya saat memotret ombak lautan atau air terjun, Perhatikan bahwa air akan tampak lebih lembut dan seperti kapas. Jika Sobat menggunakan Shutter speed lambat kemungkinan besar akan membutuhkan sebuah tripod serta permukaan yang rata, atau jika tidak maka Sobat akan mendapati foto-foto yang blur.

APERTURE


13. Gunakan Aperture untuk mengontrol cahaya
Aperture adalah lubang pada lensa dimana cahaya masuk sebelum terekam oleh sensor kamera. Ukuran dari lubang tersebut (sempit ke lebar) ditentukan oleh pisau-pisau aperture. Nilai Aperture diukur dalam bentuk f-stop. Aperture lebar (bilangan f kecil) menciptakan lubang yang relatif besar dan memungkinkan cahaya dalam jumlah besar mencapai sensor, sebaliknya aperture kecil/sempit (bilangan f besar) menciptakan ukuran lubang yang lebih kecil, dan hanya memperbolehkan sedikit cahaya yang bisa mencapai sensor. Dampaknya adalah: jika Sobat menggunakan aperture sempit/kecil, maka Sobat akan membutuhkan shutter speed yang relatif lambat guna mendapatkan foto yang memiliki exposure sempurna.

14. Kontrol Depth of Field
Aperture juga mengendalikan Depth of Field foto-foto kalian. Depth of Field (DoF) adalah banyaknya area foto yang terfokus (Ruang tajam). Aperture lebar (bilangan f kecil) menciptakan Depth of Field yang sempit dan memiliki dampak background blur pada sebuah foto. Ini sangat berguna pada fotografi makro dan portrait, karena dengan background blur akan membantu menonjolkan subyek utama atau point of interest pada bagian foreground. Aperture lebar (bilangan f besar) menciptakan depth of field yang lebar dan merata pada foto kalian, ini berarti baik foreground maupun background foto akan terfokus dengan baik. ini cocok Sobat gunakan pada foto-foto landscapes dan arsitektur.

 

ISO


15. Buatlah sensor lebih sensitif
ISO merupakan tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO rendah seperti 100-200 bisa dikatakan memiliki tingkat kesensitifan sensor yang normal, jadi jika Sobat memotret pada kondisi rendah cahaya maka kalian akan membutuhkan shutter speed lambat atau aperture lebar agar mendapatkan cahaya yang cukup. ISO 400 atau lebih akan membuat sensor lebih sensitif, pengaturan ini akan memberikan shutter speed yang lebih cepat serta aperture yang lebih sempit pada kondisi kurang cahaya.

16. Hindari noise
Penggunaan ISO tinggi memiliki sebuah konsekuensi. Semakin sensitif sensor kamera maka kualitas foto akan semakin menurun, hal ini ditandai dengan munculnya noise, bercak, detil kurang pada foto kalian. Sobat jangan takut, kamera keluaran baru sudah semain baik menghandle dampak dari ISO tinggi, tetapi alangkah baiknya jangan terlalu tinggi dalam menggunakan ISO. Perlambat Shutter speed untuk membiarkan cukup cahaya masuk ke dalam sensor, dan naikkan ISO hanya jika Sobat membutuhkan Shutter speed yang lebih cepat.

17. Lihat EXIF
Jika Sobat mendapati fota yang memiliki exposure salah, maka cobalah lihat kembali meta data atau EXIF pada menu kamera. Lihatlah pengaturan yang telah Sobat gunakan, dan belajarlah dari kesalahan tersebut.
06.23 Smartvone

Teknik Fotografi - Exposure bisa dikatakan adalah jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera pada saat Sobat memotret scene atau pemandangan yang ada di depan kalian. Seperti yang telah banyak kita bahas pada artikel-artikel sebelumnya bahwa Exposure ditentukan oleh Tiga faktor, yaitu: aperture, shutter speed, dan ISO. Sobat bisa merubah pengaturan ketiga faktor tersebut di kamera jika menggunakan mode manual. Perubahan pengaturan tersebut tentu akan mengendalikan berapa banyak cahaya yang mencapai sensor kamera.
 
Terlalu banyak cahaya akan mengakibatkan hasil foto yang overexposure atau blown-out, dan sebaliknya jika sensor kurang cahaya pada saat pengambilan gambar akan menyebabkan hasil foto yang underexposure atau gelap.

Sobat juga bisa menentukan tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Konsep dari exposure adalah bagaimana keseimbangan antara ketiga faktor tersebut agar menghasilkan foto atau gambar yang memiliki exposure yang PAS. Sobat juga bisa merubah pengaturan exposure untuk mendapatkan efek kreatif dengan kamera kalian. Baca lebih lanjut ulasannya berikut ini yuk!

 

 

SHUTTER SPEED


11. Kendalikan cahaya
Shutter kamera akan terbuka saat memotret, dan menyebabkan cahaya masuk dan mengenai sensor, dan kemudian tertutup kembali disaat proses exposure selesai. Shutter speed adalah rentang waktu shutter terbuka dan menentukan berapa banyak cahaya masuk ke dalam kamera. Logikanya, Shutter speed lambat berarti cahaya yang masuk akan lebih banyak, dan ini berguna sekali digunakan pada saat memotret dengan kondisi kurang cahaya. Shutter Speed cepat hanya memperbolehkan sedikit cahaya masuk ke dalam kamera, dan biasanya digunakan pada saat kondisi ruangan atau lingkungan  yang terang. Shutter speed diukur dengan satuan detik atau pecahan. (baca lebih lanjut di artikel: mengenal shutter speed dalam fotografi)

12. Merekam Gerakan
Mengontrol shutter speed juga berguna ketika memotret obyek gerak. Shutter speed yang relatif cepat akan "membekukan" sebuah gerakan, dan juga memungkinkan Sobat memotret tanpa menghasilkan foto yang blur. Shutter speed lambat bisa menangkap gerakan dan menghasilkan blur. Sobat bisa dengan mudah melihatnya saat memotret ombak lautan atau air terjun, Perhatikan bahwa air akan tampak lebih lembut dan seperti kapas. Jika Sobat menggunakan Shutter speed lambat kemungkinan besar akan membutuhkan sebuah tripod serta permukaan yang rata, atau jika tidak maka Sobat akan mendapati foto-foto yang blur.

APERTURE


13. Gunakan Aperture untuk mengontrol cahaya
Aperture adalah lubang pada lensa dimana cahaya masuk sebelum terekam oleh sensor kamera. Ukuran dari lubang tersebut (sempit ke lebar) ditentukan oleh pisau-pisau aperture. Nilai Aperture diukur dalam bentuk f-stop. Aperture lebar (bilangan f kecil) menciptakan lubang yang relatif besar dan memungkinkan cahaya dalam jumlah besar mencapai sensor, sebaliknya aperture kecil/sempit (bilangan f besar) menciptakan ukuran lubang yang lebih kecil, dan hanya memperbolehkan sedikit cahaya yang bisa mencapai sensor. Dampaknya adalah: jika Sobat menggunakan aperture sempit/kecil, maka Sobat akan membutuhkan shutter speed yang relatif lambat guna mendapatkan foto yang memiliki exposure sempurna.

14. Kontrol Depth of Field
Aperture juga mengendalikan Depth of Field foto-foto kalian. Depth of Field (DoF) adalah banyaknya area foto yang terfokus (Ruang tajam). Aperture lebar (bilangan f kecil) menciptakan Depth of Field yang sempit dan memiliki dampak background blur pada sebuah foto. Ini sangat berguna pada fotografi makro dan portrait, karena dengan background blur akan membantu menonjolkan subyek utama atau point of interest pada bagian foreground. Aperture lebar (bilangan f besar) menciptakan depth of field yang lebar dan merata pada foto kalian, ini berarti baik foreground maupun background foto akan terfokus dengan baik. ini cocok Sobat gunakan pada foto-foto landscapes dan arsitektur.

 

ISO


15. Buatlah sensor lebih sensitif
ISO merupakan tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO rendah seperti 100-200 bisa dikatakan memiliki tingkat kesensitifan sensor yang normal, jadi jika Sobat memotret pada kondisi rendah cahaya maka kalian akan membutuhkan shutter speed lambat atau aperture lebar agar mendapatkan cahaya yang cukup. ISO 400 atau lebih akan membuat sensor lebih sensitif, pengaturan ini akan memberikan shutter speed yang lebih cepat serta aperture yang lebih sempit pada kondisi kurang cahaya.

16. Hindari noise
Penggunaan ISO tinggi memiliki sebuah konsekuensi. Semakin sensitif sensor kamera maka kualitas foto akan semakin menurun, hal ini ditandai dengan munculnya noise, bercak, detil kurang pada foto kalian. Sobat jangan takut, kamera keluaran baru sudah semain baik menghandle dampak dari ISO tinggi, tetapi alangkah baiknya jangan terlalu tinggi dalam menggunakan ISO. Perlambat Shutter speed untuk membiarkan cukup cahaya masuk ke dalam sensor, dan naikkan ISO hanya jika Sobat membutuhkan Shutter speed yang lebih cepat.

17. Lihat EXIF
Jika Sobat mendapati fota yang memiliki exposure salah, maka cobalah lihat kembali meta data atau EXIF pada menu kamera. Lihatlah pengaturan yang telah Sobat gunakan, dan belajarlah dari kesalahan tersebut.

Teknik Fotografi - Exposure bisa dikatakan adalah jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera pada saat Sobat memotret scene atau pemandangan yang ada di depan kalian. Seperti yang telah banyak kita bahas pada artikel-artikel sebelumnya bahwa Exposure ditentukan oleh Tiga faktor, yaitu: aperture, shutter speed, dan ISO. Sobat bisa merubah pengaturan ketiga faktor tersebut di kamera jika menggunakan mode manual. Perubahan pengaturan tersebut tentu akan mengendalikan berapa banyak cahaya yang mencapai sensor kamera.
 
Terlalu banyak cahaya akan mengakibatkan hasil foto yang overexposure atau blown-out, dan sebaliknya jika sensor kurang cahaya pada saat pengambilan gambar akan menyebabkan hasil foto yang underexposure atau gelap.

Sobat juga bisa menentukan tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Konsep dari exposure adalah bagaimana keseimbangan antara ketiga faktor tersebut agar menghasilkan foto atau gambar yang memiliki exposure yang PAS. Sobat juga bisa merubah pengaturan exposure untuk mendapatkan efek kreatif dengan kamera kalian. Baca lebih lanjut ulasannya berikut ini yuk!

 

 

SHUTTER SPEED


11. Kendalikan cahaya
Shutter kamera akan terbuka saat memotret, dan menyebabkan cahaya masuk dan mengenai sensor, dan kemudian tertutup kembali disaat proses exposure selesai. Shutter speed adalah rentang waktu shutter terbuka dan menentukan berapa banyak cahaya masuk ke dalam kamera. Logikanya, Shutter speed lambat berarti cahaya yang masuk akan lebih banyak, dan ini berguna sekali digunakan pada saat memotret dengan kondisi kurang cahaya. Shutter Speed cepat hanya memperbolehkan sedikit cahaya masuk ke dalam kamera, dan biasanya digunakan pada saat kondisi ruangan atau lingkungan  yang terang. Shutter speed diukur dengan satuan detik atau pecahan. (baca lebih lanjut di artikel: mengenal shutter speed dalam fotografi)

12. Merekam Gerakan
Mengontrol shutter speed juga berguna ketika memotret obyek gerak. Shutter speed yang relatif cepat akan "membekukan" sebuah gerakan, dan juga memungkinkan Sobat memotret tanpa menghasilkan foto yang blur. Shutter speed lambat bisa menangkap gerakan dan menghasilkan blur. Sobat bisa dengan mudah melihatnya saat memotret ombak lautan atau air terjun, Perhatikan bahwa air akan tampak lebih lembut dan seperti kapas. Jika Sobat menggunakan Shutter speed lambat kemungkinan besar akan membutuhkan sebuah tripod serta permukaan yang rata, atau jika tidak maka Sobat akan mendapati foto-foto yang blur.

APERTURE


13. Gunakan Aperture untuk mengontrol cahaya
Aperture adalah lubang pada lensa dimana cahaya masuk sebelum terekam oleh sensor kamera. Ukuran dari lubang tersebut (sempit ke lebar) ditentukan oleh pisau-pisau aperture. Nilai Aperture diukur dalam bentuk f-stop. Aperture lebar (bilangan f kecil) menciptakan lubang yang relatif besar dan memungkinkan cahaya dalam jumlah besar mencapai sensor, sebaliknya aperture kecil/sempit (bilangan f besar) menciptakan ukuran lubang yang lebih kecil, dan hanya memperbolehkan sedikit cahaya yang bisa mencapai sensor. Dampaknya adalah: jika Sobat menggunakan aperture sempit/kecil, maka Sobat akan membutuhkan shutter speed yang relatif lambat guna mendapatkan foto yang memiliki exposure sempurna.

14. Kontrol Depth of Field
Aperture juga mengendalikan Depth of Field foto-foto kalian. Depth of Field (DoF) adalah banyaknya area foto yang terfokus (Ruang tajam). Aperture lebar (bilangan f kecil) menciptakan Depth of Field yang sempit dan memiliki dampak background blur pada sebuah foto. Ini sangat berguna pada fotografi makro dan portrait, karena dengan background blur akan membantu menonjolkan subyek utama atau point of interest pada bagian foreground. Aperture lebar (bilangan f besar) menciptakan depth of field yang lebar dan merata pada foto kalian, ini berarti baik foreground maupun background foto akan terfokus dengan baik. ini cocok Sobat gunakan pada foto-foto landscapes dan arsitektur.

 

ISO


15. Buatlah sensor lebih sensitif
ISO merupakan tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO rendah seperti 100-200 bisa dikatakan memiliki tingkat kesensitifan sensor yang normal, jadi jika Sobat memotret pada kondisi rendah cahaya maka kalian akan membutuhkan shutter speed lambat atau aperture lebar agar mendapatkan cahaya yang cukup. ISO 400 atau lebih akan membuat sensor lebih sensitif, pengaturan ini akan memberikan shutter speed yang lebih cepat serta aperture yang lebih sempit pada kondisi kurang cahaya.

16. Hindari noise
Penggunaan ISO tinggi memiliki sebuah konsekuensi. Semakin sensitif sensor kamera maka kualitas foto akan semakin menurun, hal ini ditandai dengan munculnya noise, bercak, detil kurang pada foto kalian. Sobat jangan takut, kamera keluaran baru sudah semain baik menghandle dampak dari ISO tinggi, tetapi alangkah baiknya jangan terlalu tinggi dalam menggunakan ISO. Perlambat Shutter speed untuk membiarkan cukup cahaya masuk ke dalam sensor, dan naikkan ISO hanya jika Sobat membutuhkan Shutter speed yang lebih cepat.

17. Lihat EXIF
Jika Sobat mendapati fota yang memiliki exposure salah, maka cobalah lihat kembali meta data atau EXIF pada menu kamera. Lihatlah pengaturan yang telah Sobat gunakan, dan belajarlah dari kesalahan tersebut.
06.22 Smartvone

Teknik Fotografi - Exposure bisa dikatakan adalah jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera pada saat Sobat memotret scene atau pemandangan yang ada di depan kalian. Seperti yang telah banyak kita bahas pada artikel-artikel sebelumnya bahwa Exposure ditentukan oleh Tiga faktor, yaitu: aperture, shutter speed, dan ISO. Sobat bisa merubah pengaturan ketiga faktor tersebut di kamera jika menggunakan mode manual. Perubahan pengaturan tersebut tentu akan mengendalikan berapa banyak cahaya yang mencapai sensor kamera.
 
Terlalu banyak cahaya akan mengakibatkan hasil foto yang overexposure atau blown-out, dan sebaliknya jika sensor kurang cahaya pada saat pengambilan gambar akan menyebabkan hasil foto yang underexposure atau gelap.

Sobat juga bisa menentukan tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Konsep dari exposure adalah bagaimana keseimbangan antara ketiga faktor tersebut agar menghasilkan foto atau gambar yang memiliki exposure yang PAS. Sobat juga bisa merubah pengaturan exposure untuk mendapatkan efek kreatif dengan kamera kalian. Baca lebih lanjut ulasannya berikut ini yuk!

 

 

SHUTTER SPEED


11. Kendalikan cahaya
Shutter kamera akan terbuka saat memotret, dan menyebabkan cahaya masuk dan mengenai sensor, dan kemudian tertutup kembali disaat proses exposure selesai. Shutter speed adalah rentang waktu shutter terbuka dan menentukan berapa banyak cahaya masuk ke dalam kamera. Logikanya, Shutter speed lambat berarti cahaya yang masuk akan lebih banyak, dan ini berguna sekali digunakan pada saat memotret dengan kondisi kurang cahaya. Shutter Speed cepat hanya memperbolehkan sedikit cahaya masuk ke dalam kamera, dan biasanya digunakan pada saat kondisi ruangan atau lingkungan  yang terang. Shutter speed diukur dengan satuan detik atau pecahan. (baca lebih lanjut di artikel: mengenal shutter speed dalam fotografi)

12. Merekam Gerakan
Mengontrol shutter speed juga berguna ketika memotret obyek gerak. Shutter speed yang relatif cepat akan "membekukan" sebuah gerakan, dan juga memungkinkan Sobat memotret tanpa menghasilkan foto yang blur. Shutter speed lambat bisa menangkap gerakan dan menghasilkan blur. Sobat bisa dengan mudah melihatnya saat memotret ombak lautan atau air terjun, Perhatikan bahwa air akan tampak lebih lembut dan seperti kapas. Jika Sobat menggunakan Shutter speed lambat kemungkinan besar akan membutuhkan sebuah tripod serta permukaan yang rata, atau jika tidak maka Sobat akan mendapati foto-foto yang blur.

APERTURE


13. Gunakan Aperture untuk mengontrol cahaya
Aperture adalah lubang pada lensa dimana cahaya masuk sebelum terekam oleh sensor kamera. Ukuran dari lubang tersebut (sempit ke lebar) ditentukan oleh pisau-pisau aperture. Nilai Aperture diukur dalam bentuk f-stop. Aperture lebar (bilangan f kecil) menciptakan lubang yang relatif besar dan memungkinkan cahaya dalam jumlah besar mencapai sensor, sebaliknya aperture kecil/sempit (bilangan f besar) menciptakan ukuran lubang yang lebih kecil, dan hanya memperbolehkan sedikit cahaya yang bisa mencapai sensor. Dampaknya adalah: jika Sobat menggunakan aperture sempit/kecil, maka Sobat akan membutuhkan shutter speed yang relatif lambat guna mendapatkan foto yang memiliki exposure sempurna.

14. Kontrol Depth of Field
Aperture juga mengendalikan Depth of Field foto-foto kalian. Depth of Field (DoF) adalah banyaknya area foto yang terfokus (Ruang tajam). Aperture lebar (bilangan f kecil) menciptakan Depth of Field yang sempit dan memiliki dampak background blur pada sebuah foto. Ini sangat berguna pada fotografi makro dan portrait, karena dengan background blur akan membantu menonjolkan subyek utama atau point of interest pada bagian foreground. Aperture lebar (bilangan f besar) menciptakan depth of field yang lebar dan merata pada foto kalian, ini berarti baik foreground maupun background foto akan terfokus dengan baik. ini cocok Sobat gunakan pada foto-foto landscapes dan arsitektur.

 

ISO


15. Buatlah sensor lebih sensitif
ISO merupakan tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. ISO rendah seperti 100-200 bisa dikatakan memiliki tingkat kesensitifan sensor yang normal, jadi jika Sobat memotret pada kondisi rendah cahaya maka kalian akan membutuhkan shutter speed lambat atau aperture lebar agar mendapatkan cahaya yang cukup. ISO 400 atau lebih akan membuat sensor lebih sensitif, pengaturan ini akan memberikan shutter speed yang lebih cepat serta aperture yang lebih sempit pada kondisi kurang cahaya.

16. Hindari noise
Penggunaan ISO tinggi memiliki sebuah konsekuensi. Semakin sensitif sensor kamera maka kualitas foto akan semakin menurun, hal ini ditandai dengan munculnya noise, bercak, detil kurang pada foto kalian. Sobat jangan takut, kamera keluaran baru sudah semain baik menghandle dampak dari ISO tinggi, tetapi alangkah baiknya jangan terlalu tinggi dalam menggunakan ISO. Perlambat Shutter speed untuk membiarkan cukup cahaya masuk ke dalam sensor, dan naikkan ISO hanya jika Sobat membutuhkan Shutter speed yang lebih cepat.

17. Lihat EXIF
Jika Sobat mendapati fota yang memiliki exposure salah, maka cobalah lihat kembali meta data atau EXIF pada menu kamera. Lihatlah pengaturan yang telah Sobat gunakan, dan belajarlah dari kesalahan tersebut.

Foto yang terfokus dan bebas blur


Teknik Fotografi - Beberapa kesalahan memang bisa dengan mudah diperbaiki dengan menggunakan program editting gambar. Kesalahan tersebut seperti: merubah warna sampai ke komposisi ulang, tetapi yang pasti sangat tidak mungkin untuk mengembalikan foto yang salah fokus. Pasti Sobat pernah mengalami frustasi kan ketika mendapatkan foto-foto blur pada momen-momen penting. Penting sekali untuk menguasai teknik bagaimana mendapatkan fokus yang baik, sehingga sobat bisa dengan mudah mendapatkan foto-foto yang tajam setiap saat. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menghindari foto-foto blur.
aperture priority

 Photo: Ben McLeod


6. Pre-Focus
Jika Sobat susah mendapatkan fokus pada obyek yang bergerak, cobalah untuk melakukan pre-focus! Arahkan kamera ke tempat yang Sobat inginkan untuk memotret obyek dan gunakan fokus manual ke poin tersebut atau tekan separuh tombol shutter untuk mengunci fokus. Ketika obyek bergerak ke area/poin tersebut maka tekan penuh tombol shutter.

7. Manual Fokus
Kita pasti perlu untuk menggunakan fokus manual pada beberapa kondisi tertentu, contohnya: memotret pada kondisi kurang cahaya (low light), memotret melalui kaca. Hal ini akan memberikan kendali lebih untuk mendapatkan fokus yang lebih akurat. Manual fokus juga sangat berperan penting pada fotografi makro serta portraits, karena pasti Sobat membutuhkan fokus ke area yang lebih spesifik.

8. Mengunci titik fokus
Jika Sobat memiliki kamera yang tidak memiiki beberapa titik fokus, maka penguncian fokus bisa sangat berguna. Arahkan kemar ke subyek sehingga titik fokus berada pada bagian paling penting di frame kalian, kemudian tekan tombol shutter setengah. Komposisikan ulang dan tekan tombol shutter sepenuhnya.

9. Gunakan Continuous AF
Gunakan fitur continuous AF pada kamera Kalian untuk mendapatkan foto yang tajam pada obyek gerak. Sobat cukup menekan tombol shutter setengah dan ikuti subyek kalian dan ambillah beberapa foto. Periksa juga apakah kamera kalian mendukung untuk fitur focus tracking.

10. Posisi memotret
Perhatikan posisi badan Sobat saat memotret! Berdiri tegak menggunakan Dua kaki yang sedikit terbuka, pegang kamera menggunakan Dua tangan, dan usahakan posisi siku menempel ke badan agar meminimalikan terjadinya camera-shake.
06.21 Smartvone

Foto yang terfokus dan bebas blur


Teknik Fotografi - Beberapa kesalahan memang bisa dengan mudah diperbaiki dengan menggunakan program editting gambar. Kesalahan tersebut seperti: merubah warna sampai ke komposisi ulang, tetapi yang pasti sangat tidak mungkin untuk mengembalikan foto yang salah fokus. Pasti Sobat pernah mengalami frustasi kan ketika mendapatkan foto-foto blur pada momen-momen penting. Penting sekali untuk menguasai teknik bagaimana mendapatkan fokus yang baik, sehingga sobat bisa dengan mudah mendapatkan foto-foto yang tajam setiap saat. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menghindari foto-foto blur.
aperture priority

 Photo: Ben McLeod


6. Pre-Focus
Jika Sobat susah mendapatkan fokus pada obyek yang bergerak, cobalah untuk melakukan pre-focus! Arahkan kamera ke tempat yang Sobat inginkan untuk memotret obyek dan gunakan fokus manual ke poin tersebut atau tekan separuh tombol shutter untuk mengunci fokus. Ketika obyek bergerak ke area/poin tersebut maka tekan penuh tombol shutter.

7. Manual Fokus
Kita pasti perlu untuk menggunakan fokus manual pada beberapa kondisi tertentu, contohnya: memotret pada kondisi kurang cahaya (low light), memotret melalui kaca. Hal ini akan memberikan kendali lebih untuk mendapatkan fokus yang lebih akurat. Manual fokus juga sangat berperan penting pada fotografi makro serta portraits, karena pasti Sobat membutuhkan fokus ke area yang lebih spesifik.

8. Mengunci titik fokus
Jika Sobat memiliki kamera yang tidak memiiki beberapa titik fokus, maka penguncian fokus bisa sangat berguna. Arahkan kemar ke subyek sehingga titik fokus berada pada bagian paling penting di frame kalian, kemudian tekan tombol shutter setengah. Komposisikan ulang dan tekan tombol shutter sepenuhnya.

9. Gunakan Continuous AF
Gunakan fitur continuous AF pada kamera Kalian untuk mendapatkan foto yang tajam pada obyek gerak. Sobat cukup menekan tombol shutter setengah dan ikuti subyek kalian dan ambillah beberapa foto. Periksa juga apakah kamera kalian mendukung untuk fitur focus tracking.

10. Posisi memotret
Perhatikan posisi badan Sobat saat memotret! Berdiri tegak menggunakan Dua kaki yang sedikit terbuka, pegang kamera menggunakan Dua tangan, dan usahakan posisi siku menempel ke badan agar meminimalikan terjadinya camera-shake.
Teknik Fotografi - Apakah Sobat mulai merasa frustasi setelah sekian waktu memotret kesana-kemari tetapi BELUM mendapati foto-foto hebat yang Sobat inginkan? simak yuk 25 RAHASIA foto HEBAT yang akan InFotografi ulas di artikel ini! Oh iya.. artikel ini akan dipecah menjadi beberapa bagian yah Sobat.. Have Fun..
Rule of Thirds

 

Komposisi bisa memperkuat karakter foto

Komposisi bisa mewakili apa yang Sobat sertakan dalam sebuah foto, dan posisi elemen-elemen yang berbeda dalam satu frame. Yang paling penting adalah memandu penikmat foto agar melihat keseluruhan foto dan mengetahui apa yang menjadi subyek utama. Ada banyak sekali aturan yang membantu Sobat pada saat melakukan komposisi, bahkan beberapa fotografer akan mencoba menggabungkan lebih dari satu aturan. Tidak ada salahnya juga melanggar aturan-aturan tersebut untuk mendapatkan foto yang "eye-catching".

1. Posisikan Subyek Kalian
Ketika Sobat melakukan framing, bayangkan sebuah grid yang memiliki 9 bagian yang sama pada foto kalian. Tempatkan focal point atau horizon pada titik persimpangan atau garis pembagi pada grid tersebut! Hal ini akan memberikan komposisi yang lebih menarik, mengingat mata secara naluriah akan menuju poin-poin tersebut. (baca lebih lanjut artikel: Rule of Thirds)

2. Usahakan Sesederhana mungkin
Sering mendengar kata-kata "Less is More" bukan? :) Jadi sebisa mungkin jangan terlalu memenuhi frame dengan terlalu banyak obyek dan usahakan foto Sobat sesederhana mungkin. Cobalah untuk memasukkan tidak lebih dari Tiga warna atau focal point dalam foto kalian, dan pastikan juga background tidak memiliki benda atau obyek yang bisa mengalihkan perhatian penikmat foto dari subyek utama foto.

3. Focal Point pada foreground
Ketika Sobat memotret landscape atau arsitektur, cobalah untuk menyertakan obyek yang menarik di foreground. Hal ini akan membantu para penikmat foto untuk melihat keseluruhan gambar serta subyek utama foto kalian. Sobat juga bisa mencari garis pemandu semacam jalan setapak atau pagar untuk mengarahkan penikmat foto ke area sentral.

4. Berkeliling
Posisikan diri Sobat dan lakukan eksperimen dengan memotret menggunakan angle yang berbeda. Berbaring di lantai dan memotret dari sudut rendah untuk mendapatkan hasil dramatis, atau cari tempat tinggi dan potretlah dari sudut atas, tentu angle tersebut tidak umum untuk dilihat orang lain bukan?

5. Batasi jumlah jepretan
Cobalah untuk lebih selektif pada fotografi kalian, dan hindari mengambil terlalu banyak foto. Berhentilah sejenak, lihat pengaturan kalian serta komposisikan frame sebelum menekan tombol shutter.
06.20 Smartvone
Teknik Fotografi - Apakah Sobat mulai merasa frustasi setelah sekian waktu memotret kesana-kemari tetapi BELUM mendapati foto-foto hebat yang Sobat inginkan? simak yuk 25 RAHASIA foto HEBAT yang akan InFotografi ulas di artikel ini! Oh iya.. artikel ini akan dipecah menjadi beberapa bagian yah Sobat.. Have Fun..
Rule of Thirds

 

Komposisi bisa memperkuat karakter foto

Komposisi bisa mewakili apa yang Sobat sertakan dalam sebuah foto, dan posisi elemen-elemen yang berbeda dalam satu frame. Yang paling penting adalah memandu penikmat foto agar melihat keseluruhan foto dan mengetahui apa yang menjadi subyek utama. Ada banyak sekali aturan yang membantu Sobat pada saat melakukan komposisi, bahkan beberapa fotografer akan mencoba menggabungkan lebih dari satu aturan. Tidak ada salahnya juga melanggar aturan-aturan tersebut untuk mendapatkan foto yang "eye-catching".

1. Posisikan Subyek Kalian
Ketika Sobat melakukan framing, bayangkan sebuah grid yang memiliki 9 bagian yang sama pada foto kalian. Tempatkan focal point atau horizon pada titik persimpangan atau garis pembagi pada grid tersebut! Hal ini akan memberikan komposisi yang lebih menarik, mengingat mata secara naluriah akan menuju poin-poin tersebut. (baca lebih lanjut artikel: Rule of Thirds)

2. Usahakan Sesederhana mungkin
Sering mendengar kata-kata "Less is More" bukan? :) Jadi sebisa mungkin jangan terlalu memenuhi frame dengan terlalu banyak obyek dan usahakan foto Sobat sesederhana mungkin. Cobalah untuk memasukkan tidak lebih dari Tiga warna atau focal point dalam foto kalian, dan pastikan juga background tidak memiliki benda atau obyek yang bisa mengalihkan perhatian penikmat foto dari subyek utama foto.

3. Focal Point pada foreground
Ketika Sobat memotret landscape atau arsitektur, cobalah untuk menyertakan obyek yang menarik di foreground. Hal ini akan membantu para penikmat foto untuk melihat keseluruhan gambar serta subyek utama foto kalian. Sobat juga bisa mencari garis pemandu semacam jalan setapak atau pagar untuk mengarahkan penikmat foto ke area sentral.

4. Berkeliling
Posisikan diri Sobat dan lakukan eksperimen dengan memotret menggunakan angle yang berbeda. Berbaring di lantai dan memotret dari sudut rendah untuk mendapatkan hasil dramatis, atau cari tempat tinggi dan potretlah dari sudut atas, tentu angle tersebut tidak umum untuk dilihat orang lain bukan?

5. Batasi jumlah jepretan
Cobalah untuk lebih selektif pada fotografi kalian, dan hindari mengambil terlalu banyak foto. Berhentilah sejenak, lihat pengaturan kalian serta komposisikan frame sebelum menekan tombol shutter.

TEORI SEL

teori sel tumbuhan dan sel hewan
Gambar sel tumbuhan dan sel hewan
TEORI SEL merupakan hal penting yang harus kita pahami dalam kajian Biosel (Biologi Sel). Kita mengetahui bahwa Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh Mahluk Hidup, namun siapakah orang yang pertama kali menemukan sel? siapakah Ilmuan-ilmuan yang berpendapat tentang Teori sel? bagaimanakah bunyi dari Teori sel yang mereka kemukakan? Semuanya akan dibahas disini.



TEORI SEL

Banyak sekali ilmuwan-ilmuan yang berspekulasi atau mengamati bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah, namun hal tersebut masih diperdebatkan pada saat itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus. Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan sel.

Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).


TOKOH-TOKOH dan ILMUAN PENEMU SEL


Robert Hooke

penemu teori sel robert hooke
Penemu sel: Robert Hooke
                                                                                                                                                                    Robert Hooke merupakan orang yang pertama kali menamai sel atau bisa disebut juga orang yang menemukan sel. Teori sel ditemukan oleh Robert Hooke setelah mengamati sayatan gabus kering.

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
Pada tahun 1835, sebelum teori Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Scheilden dan Schwann

Teori Sel menurut Scheilden dan Schwann
Scheilden dan Schwann
Teori Sel menurut Scheilden dan Schwann menyatakan bahwa 'Sel merupakan kesatuan struktural'

Scheiden dan Schwan adalah tokoh ilmuan yang telah berjasa dalam dunia mikrobiologi, dengan teori sel merupakan suatu kesatuan struktural (berdasarkan bentuk). Scheilden mengamati sel pada tumbuhan dan Schwann mengamati sel pada hewan.  berikut adalah hasil pengamatannya:

Sel Hewan
1. tidak memiliki dinding sel
2. tidak memiliki plastida
3. memiliki lisosom
4. memiliki sentrosom
5. timbunan zat berupa lemak dan glikogen
6. bentuk tidak tetap
7. pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit

Sel Tumbuhan
1. memiliki dinding sel dan membran sel
2. umumnya memiliki plastida
3. tidak memiliki lisosom
4. tidak memiliki sentrosom
5. timbunan zat berupa pati
6. bentuk tetap
7. memiliki vakuola ukuran besar, banyak

Max Schultze

Teori Sel menurut Max Schelze berbunyi 'Sel merupakan kesatuan fungsional'

Namanya sangat dikenal karena karyanya pada teori sel. Dengan menggabungkan teori Felix Dujardin dari konsep “sarcode” pada binatang dengan Hugo von Mohl dengan protoplasma pada sayuran, ia menyatukan keduanya, dan dua hal itu termasuk di bawah nama umum protoplasma, mendefinisikan sel sebagai nucleated massa dari protoplasma dengan atau tanpa sel-dinding (Das Protoplasma der Rhizopoden und der Pflanzenzellen; ein Beiträg zur Theorie der Zelle, 1863).

Rudholf Virchow

Teori Sel Rudholf Virchow
Rudholf Virchow
Teori Sel Menurut Rudolf Virchow yang mengatakan bahwa 'Sel merupakan kesatuan pertumbuhan (omne cellulae e cellula)'

Virchow berperan dalam banyak penemuan penting. Meskipun dia dan Theodor Schwann tidak disebutkan bersamaan, dia paling banyak diketahui karena teorinya tentang sel. Ia adalah orang pertama yang menemukan sel-sel leukemia. Dia adalah orang pertama yang menerima dan menjiplak hasil kerja Robert Remak yang menyatakan asalu usul sel adalah pembagian unsur sebelumnya. Teori ini ia tuangkan dalam epigram Omnis cellula e cellula (“setiap sel berasal dari sel sebelumnya”) yang dipublikasikan tahun 1858. (epigram ini sebenarnya ditemukan François-Vincent Raspail tapi dipopulerkan oleh Virchow). Ini adalah penolakan terhadap konsep generasi spontan (spontaneous generation), yang menyatakan organisme berasal dari benda mati.

Thomas huxley

Thomas huxley menyatakan Teori Selnya yang berbutnyi 'Sel merupakan kesatuan fisik kimia'

Watson dan Crick

Teori Sel Watson dan Crick
Watson dan Crick
 Teori Sel menutut Watson dan Crick adalah Sel merupakan kesatuan hereditas

Robert Brown

Teori Sel menurut Robert Brown adalah 'Pada sel terdapat inti sel ( Nukleus )'

Robert Brown adalah botanis Skotlandia yang memberikan sumbangan penting terhadap botani melalui penemuan inti sel dan aliran sitoplasma, pengamatan pertama dari Gerakan Brown, penelitian awal terhadap penyerbukan dan pembuahan tumbuhan. Brown juga salah satu yang pertama mengenali perbedaan mendasar antara tumbuhan gimnosperma dan angiosperma, dan melakukan studi awal palinologi. Dia juga memberikan banyak sumbangan terhadap taksonomi tumbuhan, termasuk penggolongan sejumlah familia tumbuhan yang masih diterima saat ini, dan banyak marga dan spesies tumbuhan Australia, hasil penjelajahannya beserta Matthew Flinders

Felix Dujardin


 Teori  Sel menurut Felix Dujardin adalah 'Di dalam setiap sel mahkluk hidup terdapat sitoplasma'

Demikin Postingan kali ini mengenai Teori Sel, semoga bermanfaat ^^ 
05.28 Smartvone

TEORI SEL

teori sel tumbuhan dan sel hewan
Gambar sel tumbuhan dan sel hewan
TEORI SEL merupakan hal penting yang harus kita pahami dalam kajian Biosel (Biologi Sel). Kita mengetahui bahwa Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh Mahluk Hidup, namun siapakah orang yang pertama kali menemukan sel? siapakah Ilmuan-ilmuan yang berpendapat tentang Teori sel? bagaimanakah bunyi dari Teori sel yang mereka kemukakan? Semuanya akan dibahas disini.



TEORI SEL

Banyak sekali ilmuwan-ilmuan yang berspekulasi atau mengamati bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah, namun hal tersebut masih diperdebatkan pada saat itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus. Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan sel.

Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).


TOKOH-TOKOH dan ILMUAN PENEMU SEL


Robert Hooke

penemu teori sel robert hooke
Penemu sel: Robert Hooke
                                                                                                                                                                    Robert Hooke merupakan orang yang pertama kali menamai sel atau bisa disebut juga orang yang menemukan sel. Teori sel ditemukan oleh Robert Hooke setelah mengamati sayatan gabus kering.

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
Pada tahun 1835, sebelum teori Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Scheilden dan Schwann

Teori Sel menurut Scheilden dan Schwann
Scheilden dan Schwann
Teori Sel menurut Scheilden dan Schwann menyatakan bahwa 'Sel merupakan kesatuan struktural'

Scheiden dan Schwan adalah tokoh ilmuan yang telah berjasa dalam dunia mikrobiologi, dengan teori sel merupakan suatu kesatuan struktural (berdasarkan bentuk). Scheilden mengamati sel pada tumbuhan dan Schwann mengamati sel pada hewan.  berikut adalah hasil pengamatannya:

Sel Hewan
1. tidak memiliki dinding sel
2. tidak memiliki plastida
3. memiliki lisosom
4. memiliki sentrosom
5. timbunan zat berupa lemak dan glikogen
6. bentuk tidak tetap
7. pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit

Sel Tumbuhan
1. memiliki dinding sel dan membran sel
2. umumnya memiliki plastida
3. tidak memiliki lisosom
4. tidak memiliki sentrosom
5. timbunan zat berupa pati
6. bentuk tetap
7. memiliki vakuola ukuran besar, banyak

Max Schultze

Teori Sel menurut Max Schelze berbunyi 'Sel merupakan kesatuan fungsional'

Namanya sangat dikenal karena karyanya pada teori sel. Dengan menggabungkan teori Felix Dujardin dari konsep “sarcode” pada binatang dengan Hugo von Mohl dengan protoplasma pada sayuran, ia menyatukan keduanya, dan dua hal itu termasuk di bawah nama umum protoplasma, mendefinisikan sel sebagai nucleated massa dari protoplasma dengan atau tanpa sel-dinding (Das Protoplasma der Rhizopoden und der Pflanzenzellen; ein Beiträg zur Theorie der Zelle, 1863).

Rudholf Virchow

Teori Sel Rudholf Virchow
Rudholf Virchow
Teori Sel Menurut Rudolf Virchow yang mengatakan bahwa 'Sel merupakan kesatuan pertumbuhan (omne cellulae e cellula)'

Virchow berperan dalam banyak penemuan penting. Meskipun dia dan Theodor Schwann tidak disebutkan bersamaan, dia paling banyak diketahui karena teorinya tentang sel. Ia adalah orang pertama yang menemukan sel-sel leukemia. Dia adalah orang pertama yang menerima dan menjiplak hasil kerja Robert Remak yang menyatakan asalu usul sel adalah pembagian unsur sebelumnya. Teori ini ia tuangkan dalam epigram Omnis cellula e cellula (“setiap sel berasal dari sel sebelumnya”) yang dipublikasikan tahun 1858. (epigram ini sebenarnya ditemukan François-Vincent Raspail tapi dipopulerkan oleh Virchow). Ini adalah penolakan terhadap konsep generasi spontan (spontaneous generation), yang menyatakan organisme berasal dari benda mati.

Thomas huxley

Thomas huxley menyatakan Teori Selnya yang berbutnyi 'Sel merupakan kesatuan fisik kimia'

Watson dan Crick

Teori Sel Watson dan Crick
Watson dan Crick
 Teori Sel menutut Watson dan Crick adalah Sel merupakan kesatuan hereditas

Robert Brown

Teori Sel menurut Robert Brown adalah 'Pada sel terdapat inti sel ( Nukleus )'

Robert Brown adalah botanis Skotlandia yang memberikan sumbangan penting terhadap botani melalui penemuan inti sel dan aliran sitoplasma, pengamatan pertama dari Gerakan Brown, penelitian awal terhadap penyerbukan dan pembuahan tumbuhan. Brown juga salah satu yang pertama mengenali perbedaan mendasar antara tumbuhan gimnosperma dan angiosperma, dan melakukan studi awal palinologi. Dia juga memberikan banyak sumbangan terhadap taksonomi tumbuhan, termasuk penggolongan sejumlah familia tumbuhan yang masih diterima saat ini, dan banyak marga dan spesies tumbuhan Australia, hasil penjelajahannya beserta Matthew Flinders

Felix Dujardin


 Teori  Sel menurut Felix Dujardin adalah 'Di dalam setiap sel mahkluk hidup terdapat sitoplasma'

Demikin Postingan kali ini mengenai Teori Sel, semoga bermanfaat ^^