Selasa, 29 Oktober 2013


20 Foto Keren Dengan Lensa Fisheye

Silahkan nikmati koleksi 20 foto super keren dengan lensa fisheye berikut ini:
Plutonium
Plutonium, 16mm HDR
Fisheye Fountain Sunrise
Fisheye Fountain , 9mm, f/4, ISO 100, 1,5s
Santorini Fisheye View
Santorini Fisheye View, 10mm f/6.3, ISO 100, 1/1250s
Queen Victoria Building, Sydney
Queen Victoria Building, 10mm , f/20, ISO 100, 1s
Silent Tunnel
Silent Tunnel, 10m, f/2.8, 1/30, ISO 100
The Shelby Street Bridge
The Shelby Street Bridge, 10mm, f/8, 1/15, ISO 200
Vancouver HDR
Vancouver HDR, 15mm, f/2.8 ISO 100
Times Square III
Times Square III
Exhibitionism
Exhibitionism, 10mm, f/10, 1/36
Fisheye Fever
Fisheye Fever, 15mm, f/11
Dan Deacon @ Coachella 2008
Dan Deacon @ Coachella 2008, 15mm, f/3.5, 1/160
Paris - Tour Eiffel
Paris – Tour Eiffel, 16mm, F8, 800 ISO, 16mm, 1/8s
Sunset over Iguazu
Sunset over Iguazu, 15mm, f/13, ISO 200, 1,3 s
The Middle of the Desert
The Middle of the Desert, 15mm, f/8, ISO 1600, 1/100
- Thank you!! -
Thank you!! -, 8mm, 1/250, f/4
A cow
A cow, 10mm, f/4.5, ISO 400, 1/180
Bibliothek 21
Bibliothek 21, 10mm, f/6.3, ISO 400, 1/30
Getty Villa (Inner Peristyle)  [Explored]
Getty Villa (Inner Peristyle) , 16mm, f/18, ISO 320, 1/80
Double Rainbow
Double Rainbow, ISO 100, 10mm , f/4.5, 1/90
St. Johannes Church, Stockholm
St. Johannes Church, 10mm, f/5.6, ISO 100, 5s
27DíasBali Uluwatus 2012 8 15
Días Bali Uluwatu, 1/15mm, f/5, ISO 200, 1/1250
14.42 Smartvone

20 Foto Keren Dengan Lensa Fisheye

Silahkan nikmati koleksi 20 foto super keren dengan lensa fisheye berikut ini:
Plutonium
Plutonium, 16mm HDR
Fisheye Fountain Sunrise
Fisheye Fountain , 9mm, f/4, ISO 100, 1,5s
Santorini Fisheye View
Santorini Fisheye View, 10mm f/6.3, ISO 100, 1/1250s
Queen Victoria Building, Sydney
Queen Victoria Building, 10mm , f/20, ISO 100, 1s
Silent Tunnel
Silent Tunnel, 10m, f/2.8, 1/30, ISO 100
The Shelby Street Bridge
The Shelby Street Bridge, 10mm, f/8, 1/15, ISO 200
Vancouver HDR
Vancouver HDR, 15mm, f/2.8 ISO 100
Times Square III
Times Square III
Exhibitionism
Exhibitionism, 10mm, f/10, 1/36
Fisheye Fever
Fisheye Fever, 15mm, f/11
Dan Deacon @ Coachella 2008
Dan Deacon @ Coachella 2008, 15mm, f/3.5, 1/160
Paris - Tour Eiffel
Paris – Tour Eiffel, 16mm, F8, 800 ISO, 16mm, 1/8s
Sunset over Iguazu
Sunset over Iguazu, 15mm, f/13, ISO 200, 1,3 s
The Middle of the Desert
The Middle of the Desert, 15mm, f/8, ISO 1600, 1/100
- Thank you!! -
Thank you!! -, 8mm, 1/250, f/4
A cow
A cow, 10mm, f/4.5, ISO 400, 1/180
Bibliothek 21
Bibliothek 21, 10mm, f/6.3, ISO 400, 1/30
Getty Villa (Inner Peristyle)  [Explored]
Getty Villa (Inner Peristyle) , 16mm, f/18, ISO 320, 1/80
Double Rainbow
Double Rainbow, ISO 100, 10mm , f/4.5, 1/90
St. Johannes Church, Stockholm
St. Johannes Church, 10mm, f/5.6, ISO 100, 5s
27DíasBali Uluwatus 2012 8 15
Días Bali Uluwatu, 1/15mm, f/5, ISO 200, 1/1250

Minggu, 06 Oktober 2013

dapat diartikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama. Di sini kita akan membahas gerak translasi dengan menggunakan vektor dalam tinjauan dua dimensi x dan y.  Untuk memahami penjelasan di bawah tentang gerak translasi kita membutuhkan kemapuan matematika diferensial dan integral serta memhami dengan baik makna dari diferensial dan integral.
1. Perpindahan dan Jarak
Kalian sering mendengar atau mengucapkan kata bergerak. Apa sebenarnya arti bergerak dalam ilmu fisika? Apakah kalian sudah mengerti? Benda dikatakan bergerak jika mengetahui perubahan posisi atau kedudukan. Coba kalian perhatikan gambar berikut ini.

Vektor Posisi
Posisi atau kedudukan titik A dan titik B dapat dituliskan sebagai vektor dua dirumuskan sebagai berikut.
r = xi + yj …………………………… (1.1)
Partikel dari titik A pindah ke titik B maka partikel tersebut dikatakan telah bergerak dan perpindahannya memenuhi persamaan berikut.
Δr = rBratau Δr = Δxi + Δyj …………………………… (1.2)
Jarak tempuh
Perpindahan partikel pada Gambar di atas digambarkan sebagai vektor dari A ke B yaitu vektor Δr. Bagaimana dengan jarak tempuhnya? Jarak tempuh partikel adalah panjang lintasan yang dilakukan partikel selama bergerak.
2. Kecepatan dan Laju
Setiap benda yang bergerak selalu mengalami perpindahan. Perpindahan yang terjadi tiap satu satuan waktunya diukur dengan besaran yang dinamakan kecepatan. Di kelas X kalian telah belajar tentang kecepatan. Apakah masih ingat? Coba kalian perhatikan penjelasan berikut.
a. Kecepatan dan kelajuan rata-rata
Jika kita naik mobil atau sepeda motor, kecepatannya tidaklah tetap. Kadang bisa cepat dan kadang lambat, bahkan saat lampu merah harus berhenti. Pada gerak dari awal hingga akhir dapat diperoleh suatu kecepatan yang dinamakan kecepatan rata-rata dan didefinisikan sebagai perpindahan tiap satu satuan waktu. Perumusannya sebagai berikut.
\vec{V}= \frac{\Delta r}{\Delta t} …………………………… (1.3)
Laju rata-rata. Bagaimana dengan laju rata-rata? Kecepatan adalah besaran vektor maka berkaitan dengan perpindahan. Tetapi laju merupakan besaran skalar maka  harus berkaitan dengan jarak tempuh. Sehingga laju ratarata didefinisikan sebagai jarak tempuh yang terjadi tiap satu satuan waktu.
\vec{V}= \frac{s}{t}…………………………… (1.4)
b. Kecepatan dan kelajuan sesaat
Kalian tentu masih ingat di kelas X tentang kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat merupakan kecepatan yang terjadi pada saat itu saja. Contohnya pada saat lampu merah kecepatan mobil sebesar nol, kemudian saat lampu hijau mobil tersebut diberikan kecepatan 20 km/jam ke utara.
Secara matematik kecepatan sesaat ini dapat dirumuskan sebagai deferensial atau turunan fungsi yaitu fungsi posisi. Jadi  kecepatan sesaat adalah deferensial dari posisinya.
\vec{V}= \frac{dr}{dt}…………………………… (1.5)
Sedangkan laju sesaat dapat ditentukan sama dengan besar kecepatan sesaat. Laju sesaat inilah yang dapat diukur dengan alat yang dinamakan speedometer.
Sudah tahukah kalian dengan deferensial fungsi itu? Tentu saja sudah. Besaran posisi atau kecepatan biasanya memenuhi fungsi waktu. Deferensial fungsi waktu tersebut dapat memenuhi persamaan berikut.
Jika r = t^{n}
maka v = \frac{dr}{dt} = nt^{n-1}…………………………… (1.6)
Pada gerak dua dimensi, persamaan 1.5 dan 1.6 dapat dijelaskan dengan contoh gerak perahu seperti pada berikut ini.

Gerak perahu
Secara vektor, kecepatan perahu dapat diuraikan dalam dua arah menjadi vx dan vy. Posisi tiap saat memenuhi P(x,y). Berarti posisi  erahu atau benda dapat memenuhi persamaan 1.1. dari persamaan itu dapat diturunkan persamaan kecepatan arah sumbu x dan sumbu y sebagai berikut.
r = xi + yj
\frac{dr}{dt} = \frac{dx}{dt} i + \frac{dy}{dt} j
V = V_{x}i + V_{y}j…………………………… (1.7)
Jadi proyeksi kecepatannya memenuhi :
V_{x} = \frac{dx}{dt} dan V_{y} = \frac{dy}{dt}
Besar kecepatan sesaat, secara vektor dapat memenuhi dalil Pythagoras. Kalian tentu dapat merumuskan persamaan besar kecepatan tersebut. Perhatikan persamaan 1.7. Dari persamaan itu dapat kalian peroleh :
\left | V \right | = \sqrt{V_{x}^{2}+V_{y}^{2}}……………………. (1.8)
c. Posisi dan kecepatan
Jika kecepatan sesaat dapat ditentukan dengan deferensial posisi maka secara matematis posisi dapat ditentukan dari integral kecepatan sesaatnya. Integral ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
r=r_{0}+\int vdt…………………………. (1.9)
Definisi integral secara mendetail dapat kalian pelajari di mata pelajaran Matematika. Untuk mata pelajaran Fisika kelas XI ini dikenalkan untuk fungsi tn Perhatikan persamaan berikut
\int t^{n}dt=\frac{t^{n+1}}{n+1}+C………………………. (1.10)
3. Percepatan
a. Nilai rata-rata dan sesaat
Sesuai dengan kecepatan, percepatan juga memiliki dua nilai. Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan tiap satu satuan waktu.
\vec{a}=\frac{\Delta V}{\Delta t} ………………………. (1.11)
Sedangkan percepatan sesaat dapat ditentukan dengan deferensial dari kecepatan sesaatnya.
\vec{a}=\frac{dV}{dt}………………………. (1.12)
b. Kecepatan dan percepatan
Jika percepatan sesaat dapat ditentukan dengan deferensial dari kecepatan sesaat maka sebaliknya berlaku integral berikut.
V = V_{0}+ \int a dt………………………. (1.13)
07.16 Smartvone
dapat diartikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama. Di sini kita akan membahas gerak translasi dengan menggunakan vektor dalam tinjauan dua dimensi x dan y.  Untuk memahami penjelasan di bawah tentang gerak translasi kita membutuhkan kemapuan matematika diferensial dan integral serta memhami dengan baik makna dari diferensial dan integral.
1. Perpindahan dan Jarak
Kalian sering mendengar atau mengucapkan kata bergerak. Apa sebenarnya arti bergerak dalam ilmu fisika? Apakah kalian sudah mengerti? Benda dikatakan bergerak jika mengetahui perubahan posisi atau kedudukan. Coba kalian perhatikan gambar berikut ini.

Vektor Posisi
Posisi atau kedudukan titik A dan titik B dapat dituliskan sebagai vektor dua dirumuskan sebagai berikut.
r = xi + yj …………………………… (1.1)
Partikel dari titik A pindah ke titik B maka partikel tersebut dikatakan telah bergerak dan perpindahannya memenuhi persamaan berikut.
Δr = rBratau Δr = Δxi + Δyj …………………………… (1.2)
Jarak tempuh
Perpindahan partikel pada Gambar di atas digambarkan sebagai vektor dari A ke B yaitu vektor Δr. Bagaimana dengan jarak tempuhnya? Jarak tempuh partikel adalah panjang lintasan yang dilakukan partikel selama bergerak.
2. Kecepatan dan Laju
Setiap benda yang bergerak selalu mengalami perpindahan. Perpindahan yang terjadi tiap satu satuan waktunya diukur dengan besaran yang dinamakan kecepatan. Di kelas X kalian telah belajar tentang kecepatan. Apakah masih ingat? Coba kalian perhatikan penjelasan berikut.
a. Kecepatan dan kelajuan rata-rata
Jika kita naik mobil atau sepeda motor, kecepatannya tidaklah tetap. Kadang bisa cepat dan kadang lambat, bahkan saat lampu merah harus berhenti. Pada gerak dari awal hingga akhir dapat diperoleh suatu kecepatan yang dinamakan kecepatan rata-rata dan didefinisikan sebagai perpindahan tiap satu satuan waktu. Perumusannya sebagai berikut.
\vec{V}= \frac{\Delta r}{\Delta t} …………………………… (1.3)
Laju rata-rata. Bagaimana dengan laju rata-rata? Kecepatan adalah besaran vektor maka berkaitan dengan perpindahan. Tetapi laju merupakan besaran skalar maka  harus berkaitan dengan jarak tempuh. Sehingga laju ratarata didefinisikan sebagai jarak tempuh yang terjadi tiap satu satuan waktu.
\vec{V}= \frac{s}{t}…………………………… (1.4)
b. Kecepatan dan kelajuan sesaat
Kalian tentu masih ingat di kelas X tentang kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat merupakan kecepatan yang terjadi pada saat itu saja. Contohnya pada saat lampu merah kecepatan mobil sebesar nol, kemudian saat lampu hijau mobil tersebut diberikan kecepatan 20 km/jam ke utara.
Secara matematik kecepatan sesaat ini dapat dirumuskan sebagai deferensial atau turunan fungsi yaitu fungsi posisi. Jadi  kecepatan sesaat adalah deferensial dari posisinya.
\vec{V}= \frac{dr}{dt}…………………………… (1.5)
Sedangkan laju sesaat dapat ditentukan sama dengan besar kecepatan sesaat. Laju sesaat inilah yang dapat diukur dengan alat yang dinamakan speedometer.
Sudah tahukah kalian dengan deferensial fungsi itu? Tentu saja sudah. Besaran posisi atau kecepatan biasanya memenuhi fungsi waktu. Deferensial fungsi waktu tersebut dapat memenuhi persamaan berikut.
Jika r = t^{n}
maka v = \frac{dr}{dt} = nt^{n-1}…………………………… (1.6)
Pada gerak dua dimensi, persamaan 1.5 dan 1.6 dapat dijelaskan dengan contoh gerak perahu seperti pada berikut ini.

Gerak perahu
Secara vektor, kecepatan perahu dapat diuraikan dalam dua arah menjadi vx dan vy. Posisi tiap saat memenuhi P(x,y). Berarti posisi  erahu atau benda dapat memenuhi persamaan 1.1. dari persamaan itu dapat diturunkan persamaan kecepatan arah sumbu x dan sumbu y sebagai berikut.
r = xi + yj
\frac{dr}{dt} = \frac{dx}{dt} i + \frac{dy}{dt} j
V = V_{x}i + V_{y}j…………………………… (1.7)
Jadi proyeksi kecepatannya memenuhi :
V_{x} = \frac{dx}{dt} dan V_{y} = \frac{dy}{dt}
Besar kecepatan sesaat, secara vektor dapat memenuhi dalil Pythagoras. Kalian tentu dapat merumuskan persamaan besar kecepatan tersebut. Perhatikan persamaan 1.7. Dari persamaan itu dapat kalian peroleh :
\left | V \right | = \sqrt{V_{x}^{2}+V_{y}^{2}}……………………. (1.8)
c. Posisi dan kecepatan
Jika kecepatan sesaat dapat ditentukan dengan deferensial posisi maka secara matematis posisi dapat ditentukan dari integral kecepatan sesaatnya. Integral ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
r=r_{0}+\int vdt…………………………. (1.9)
Definisi integral secara mendetail dapat kalian pelajari di mata pelajaran Matematika. Untuk mata pelajaran Fisika kelas XI ini dikenalkan untuk fungsi tn Perhatikan persamaan berikut
\int t^{n}dt=\frac{t^{n+1}}{n+1}+C………………………. (1.10)
3. Percepatan
a. Nilai rata-rata dan sesaat
Sesuai dengan kecepatan, percepatan juga memiliki dua nilai. Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan tiap satu satuan waktu.
\vec{a}=\frac{\Delta V}{\Delta t} ………………………. (1.11)
Sedangkan percepatan sesaat dapat ditentukan dengan deferensial dari kecepatan sesaatnya.
\vec{a}=\frac{dV}{dt}………………………. (1.12)
b. Kecepatan dan percepatan
Jika percepatan sesaat dapat ditentukan dengan deferensial dari kecepatan sesaat maka sebaliknya berlaku integral berikut.
V = V_{0}+ \int a dt………………………. (1.13)
A. Konsep Dasar

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.

     B. Termodinamika I
Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Termokimia erat kaitannya dengan termodinamika, karena termokimia menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Termodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan kajian dari termokimia.” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.” hukum termodinamika 1
Perubahan kalor pada tekanan konstan:
∆H = ∆E + P∆V
W= P∆V
∆E = energi dalam
Hukum pertama termodinamika dapat dirumuskan sbg
∆U = Q – W
∆U = perubahan tenaga dalam sistem
Q = panas yang masuk/keluar dari sistem
W = Usaha yang dilakukan thp sistem


06.27 Smartvone
A. Konsep Dasar

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.

     B. Termodinamika I
Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan. Termokimia erat kaitannya dengan termodinamika, karena termokimia menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan. Termodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja.
Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia merupakan bahan kajian dari termokimia.” Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.” hukum termodinamika 1
Perubahan kalor pada tekanan konstan:
∆H = ∆E + P∆V
W= P∆V
∆E = energi dalam
Hukum pertama termodinamika dapat dirumuskan sbg
∆U = Q – W
∆U = perubahan tenaga dalam sistem
Q = panas yang masuk/keluar dari sistem
W = Usaha yang dilakukan thp sistem