Sabtu, 31 Maret 2012

Posted by jinson on 16.08
Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Robbul ‘alamin, Pencipta alam semesta dan segala isinya, tidak mungkin perintah-perintah-Nya mencelakakan makhluk-Nya. Islam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan selaras lagi senada dengan fitrah. Semua syari’at-Nya adalah rahmat. Terpisah-nya Islam dari ruh dan jiwa manusia adalah malapetaka. Memperjuangkan agama-Nya adalah kelestarian bagi semesta. Sudah sepatutnya seorang muslim menjadi seorang da’i.
Dalam tafsirnya Zadul Masiir, Imam Ibnul Jauzi mengatakan bahwa kata ar-Robb mengandung tiga makna: (a) Pemilik, seperti dikatakan Robbud dar (pemilik rumah) (b) Pemelihara seperti dikatakan Robbusy syai’ (pemelihara sesuatu) (c) Tuan yang ditaati. Semua arti ini menun-jukkan betapa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjaga ciptaan-Nya. Dan sebagai perwu-judannya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah meletakkan hukum atau sistem yang mengatur perjalanan segala makhluk di alam semesta, dan jalan hidup manusia. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih di antara manusia-manusia itu sebagai pejuang-Nya. Semua Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan untuk menyeru kepada Islam.
Islam adalah “way of life”, sistem yang mengatur jalan hidup manusia. Allah sendiri yang menyebut dengan nama al-Islam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imron [3]: 19).
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imron [3]: 85).
Hanya Islam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala akui sebagai jalan hidup manusia. Tanpa Islam semua manusia akan celaka. Otak manusia yang Allah Subhanahu wa Ta’ala cipta-kan, bukan untuk mengarang dalam permasalahan agama. Agama apapun karangan otak manusia tidak mungkin bisa menjadi solusi atas segala permasalahan yang ada. Perjuangan yang tidak berada dalam rel Islam adalah sia-sia atau bahkan hakikat-nya menambah rusak dunia.
Islam agama fitroh. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dengan bekal fitroh yang sesuai dengan Islam. Manusia sepanjang zaman tidak bisa lari dari seruan fitrohnya. Bila ia menjauh dari seruan fitroh itu, jiwanya pasti meronta-ronta. Kege-lisahan demi kegelisahan akan terus mencekam jiwa manusi. Begitu banyak manusia yang bunuh diri hanya karena kekeringan jiwa, padahal secara materi mereka tidak kekurangan. Ribuan manusia melakukan bunuh diri di dunia setiap tahunnya. Sebab utama tindakan bunuh diri ini rata-rata karena kekosongan jiwa dari ajaran Islam. Kenyataan ini semua adalah dalil bahwa manusia benar-benar diambang kehancuran ketika tidak mengikuti Islam. Mereka tidak akan pernah bahagia di dunia apalagi di akhirat tanpa kembali kepada Islam. Sebab hanya Islam yang Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan paling sesuai dengan panggilan fitrohnya. Hanya Islam yang layak diperjuangkan demi penyelamatan seluruh manusia.
Sekalipun manusia berusaha menghancurkan Islam dan pejuang pemusnah Islam ada sepanjang sejarah, Islam tidak akan pernah musnah, pejuang Islam tak pernah habis. Dibanding agama-agama lain, Islam adalah agama yang paling banyak dimusuhi. Allah  berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi penyesa-lan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.” (QS. al-Anfal [8]: 36).
“Mereka ingin hendak memadam-kan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (QS. ash-Shof  [61]: 8).
Tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji bahwa sampai kapanpun, musuh-musuh Islam tidak akan pernah berhasil melakukan tindakan makarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS. at-Taubah [9]: 33).
Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang menjamin untuk menjaga agama ini. Segala upaya yang ditempuh para musuh, Allah mentahkan. Lebih dari itu, jumlah pemeluk Islam justru se-makin bertambah dari masa ke masa. Ini adalah fakta yang mem-buktikan bahwa manusia cerdas masa depan pasti akan kembali dan memperjuangkan Islam. Mereka tidak akan pernah menerima agama yang tidak otentik, tidak murni dan tidak sesuai dengan fitrohnya. Mereka pasti akan segera mengkritisi berbagai pe-nyimpangan yang terdapat pada ajaran agama selain Islam.
Syeikh Abul Hasan An-Nadwi Rahimahullah, menulis sebuah buku judulnya “maadzaa khasiral aalam bin kht-haathil muslimiin”  (kerugian yang menimpa manusia karena keterpu-rukan umat Islam). Ini menunjuk-kan bahwa manusia tidak akan pernah menemukan kemanusiaannya selama tidak kembali kepada Islam. Terbukti memang bahwa manusia tanpa Islam, benar-benar hidup dalam kebingungan. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa pada zaman jahiliyah -sebelum datangnya Islam- kaum wanita di-zholimi. Mereka tidak mendapatkan hak-hak kemanusiaannya sama sekali. Tidak sedikit dari putri-putri mereka yang dibunuh hidup-hidup. Jauh sebelum itu di Romawi pada abad ke VI masehi manusia sungguh terpuruk dalam kebinatangan. Tontonan yang paling menyenangkan pada waktu itu adalah pertarungan yang berdarah-darah dan bahkan tidak sedikit yang harus melayangkan nyawanya. Para gladiator diadu dengan sesama mereka, atau mereka dipaksa harus bertarung melawan binatang buas seperti singa dan lain sebagainya. Suatu pertarungan yang menunjuk-kan tingkat kejamnya manusia ter-hadap kemanusiaannya sendiri. Dengan kata lain di sana nampak bahwa manusia benar-benar tidak ada harga-nya sama sekali.
Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mem-beri kabar gembira dengan firman-Nya:
“Musa berkata kepada kaumnya, ‘Minta tolonglah kalian kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; di-pusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-A’rof  [7]: 128).
Ayat ini menunjukkan bahwa kemenangan akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa, yaitu Isl
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak pernah menyalahi janji.”  (QS. Ali Imron [3]:  9).
Rasulullah  Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dalam banyak kesempatan seringkali memberikan kabar gembira. Rasulullah  Subhanahu wa Ta’ala  bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah me-ngumpulkan untukku dunia, maka aku menyaksikannya dari ujung timur dan barat, dan kerajaan umatku akan melampaui timur dan barat seperti yang dikumpulkan untukku, dan aku diberi dua kekayaan (emas dan perak atau kekayaan dua kerajaan Romawi dan Persia).”  (HR. Muslim).
“Berilah kabar gembira kepada umatku dengan kemenangan, ke-tenangan di negerinya, pertolongan Allah, dan kemuliaan agamanya. Siapa yang menjadikan amal akhiratnya untuk dunia, maka di akhirat ia tidak akan mendapatkan apa-apa.”(HR. Ahmad no. 20273).
Masa depan adalah milik Islam dan umatnya. Sampai kapanpun manusia tetap akan membutuhkan-nya. Sebab ia adalah way of life, dan suara fitroh insaniyah. Dengan Islam manusia akan memperlakukan dirinya sebagai manusia. Ia akan bisa menjalani hidupnya secara seimbang di muka bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wa Sallam telah menjanjikan bahwa Islam dan umatnya pasti akan menang. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak pernah mengingkari janji-Nya.
Tetapi semua ini tidak bisa di-capai dengan hanya membaca tulisan ini lalu mengkhayal. Islam adalah pedoman hidup, yang harus diamalkan dan diperjuangkan. Umat Islam harus bergerak penuh gelora untuk mem-perjuangkannya. Tidak hanya “menyendiri” dipojok-pojok masjid “melupakan” umat, melainkan harus merambah ke kehidupan nyata.
Semua dalil al-Qur’an dan as-Sunnah yang global, harus diwujudkan dalam program dakwah yang nyata. Segala aspek politik, sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya harus diatur Islam. Inilah Islam yang diyakini Rasulullah  Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya. Mereka tidak hanya duduk ber-ibadah di masjid, melainkan terus bergerak menyebarkannya dan merealisasikannya dalam kehidupan nyata, secara total. Dan dengan upaya semacam itulah, dulu Islam dan umatnya yang dianggap kaum pinggiran, benar-benar pernah mampu menaklukkan dua kekuatan super power pada masanya: Romawi dan Persia. (Admin-HASMI).
.:: Wallahu Ta’ala ‘alam ::.
Categories: