Rabu, 21 Desember 2011

Posted by jinson on 17.29
Mekkah menggelegak terbakar kebencian terhadap orang-orang Mukmin karena kekalahan mereka pada perang Badar dan terbunuhnya sekian banyak pemimpin dan bangsawan mereka. Hati mereka membara dibakar keinginan untuk menuntut balas.
Maka dari itu, pihak Quroisy melarang semua penduduk Mekkah meratapi para korban perang Badar dan tidak perlu terburu-buru menebus para tawanan dengan tujuan agar orang-orang Muslim tidak merasa di atas angin.
Setelah perang Badar, semua orang Quroisy sepakat untuk melancarkan serangan habis-habisan terhadap kaum Muslimin. Karena itu mereka menggelar persiapan untuk terjun ke kancah peperangan sekali lagi. Di antara pemimpin Qurosiy yang paling semangat dan paling antusias mengadakan persiapan perang ini adalah :
a)      Ikrimah bin Abu Jahl,
b)      Shofwan bin Umayyah,
c)      Abu Sufyan bin Harb dan
d)     Abdulloh bin Abu Robi’ah
Persiapan Menghimpun Kekuatan
Pertama, yang dilakukan orang-orang kafir Quroisy untuk membalas dendam adalah dengan mengumpul-kan dana. Mereka menghimbau kepada para hartawan dengan berkata: “Wahai semua orang Quroisy.. Sesungguhnya Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Sallam  telah membuat kalian ketakutan dan membunuh orang-orang terbaik diantara kalian. Maka tolonglah kami dengan harta kalian untuk memerangi mereka, semoga kita dapat menuntut balas.”
Para hartawanpun memenuhi himbauan tersebut, sehingga terkumpulah harta yang sangat banyak berupa 1.000 ekor unta dan 50.000 dinar. Tentang hal ini Alloh Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi manusia dari jalan Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Mereka akan menafkahkan harta itu yang kemudian menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan.” (QS. al-Anfal [8]: 36).
Kedua, selain mengumpulkan infaq, mereka juga membuka pintu dukungan bagi siapa saja yang hendak ikut andil untuk bekerjasama dalam memerangi kaum Muslimin, entah ia berasal dari Habasyah, Kinanah, ataupun Tihamah. Bahkan dalam upaya mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar, Abu Shofwan bin Umayyah membujuk seorang penyair bernama Abu Azzah agar menggugah semangat berbagai kabilah untuk memerangi kaum Muslimin. Dia berjanji akan mem-berikan harta yang melimpah kepada Abu Azzah, namun jika Abu Azzah terbunuh dalam medan pertempuran maka harta itu tetap akan diberikan kepada anak-anaknya, maka Abu Azzah pun membangkitkan kabilah-kabilah dengan sya’ir-sya’irnya. Ada pula penyair lain yang ditugas-kan dalam hal ini yaitu Musafi’ bin Abdu al-Manaf al-Jumahi.
Kebangkitan Kembali Pasukan Quroisy
Setelah genap setahun, persiapan pasukan kafir Quroisy telah benar-benar matang. Tidak kurang dari 3000 prajurit sudah berhimpun bersama sekutu-sekutu mereka dan kabilah-kabilah kecil. Para pemimpin Quroisy pun menyertakan para wanita, karena menurut mereka hal ini dapat mengangkat semangat perang, adapun diperkirakan wanita yang diikutsertakan ada 15 orang.
Hewan pengangkut mereka sebanyak 3.000 Unta, pasukan penunggang kuda sebanyak 200, dan pasukan yang mengenakan baju besi sebanyak 700 orang. Komandan yang tertinggi dipegang oleh Abu Sufyan bin Harb, sedangkan komandan pasukan kuda dipimpin oleh Kholid bin al-Walid  dengan dibantu Ikrimah bin Abu Jahl. Adapun bendera perang diserahkan kepada Bani Abdi ad-Dar.
Pasukan Mulai Bergerak
Setelah persiapan dirasa cukup, maka pasukan kafir Quroisy Mekkah pun mulai bergerak menuju Madinah dalam rangka menyerang pasukan Muslimin. Hati mereka bergolak karena dendam kesumat dan kebencian yang ditahan-tahan sekian lama siap diledakkan dalam peperangan yang dahsyat.
Lantas bagaimanakah reaksi pasukan Muslimin dalam menghadapi rencana serangan dari kafir Quroisy tersebut? Nantikan edisi berikutnya…
Faidah Siroh
1)   Orang-orang kafir tidak akan puas sebelum mereka berhasil membalas dendam dan menumpas kaum Muslimin, rasa kebencian itu akan senantiasa tumbuh dalam hati mereka. Sebagaimana Iblis yang senantiasa berusaha membalas dendam kesumat kepada manusia sampai hari kiamat.
2)   Orang-orang kafir pun mengorbankan harta dan jiwa mereka untuk memerangi Islam. Padahal yang akan mereka dapat-kan adalah kesengsaraan di akhirat. maka sungguh memprihatinkan jika umat Islam tidak mau menginfaqkan harta untuk memperjuangkan Islam, padahal sudah jelas janji surga InsyaAlloh akan kita dapat.
3)   Pasukan kafir saling bersatu, mereka berkumpul dari berbagai suku dan kabilah. Merekapun mengorganisir pasukan dengan sangat rapih, mendata jumlah pasukan, jumlah kendaraan, dan menempatkan komandan di setiap lini pasukan, mereka melakukan itu semua dengan satu harapan, yakni meraih kemenangan. Maka sungguh disayangkan jika kita melihat kondisi umat Islam saat ini yang saling bercerai-berai hanya karena masalah sepele. Pada-hal banyak sekali perintah dalam al-Qur’an untuk bersatu, berjamaah dan berorganisasi seperti yang telah dilakukan oleh Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya Radhiyallahu ‘anhum ajma’in.
Categories: