Bisakah Manusia Membunuh Iblis dan Keturunannya?!
Bismillahirrahmanirrahim….
Alhamdulillahirabbal’alamin, syukur alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, hari ini Engkau masih memberi napas kehidupan kepadaku, masih memberi nikmat keutuhan fisik tak ada kekurang apapun dalam diriku, masih memberikan nikmat kesehatan padaku, dan segala kenikmatan dari-Mu yang sesungguhnya tidak bisa diukur dan dihitung dengan apapun dan sesuatupun. Hanya Kepada-Mu lah aku bersyukur dan menyerahkan diri. Itulah suara-suara dalam hati dan benakku tatkala bangun dari tidur.
Pagi ini, di hari ini, setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Kugerakkan seluruh kemampuan kesadaranku untuk melakukan ibadah yang lain, yakni membaca Al-Qur’an. Kupaksa melawan rasa kantuk yang menyerang dan dinginnya udara.
Alhamdulillah, setelah selesai membaca ayat suci Al-Qur’an, kemudian kulanjutkan dengan membaca terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Menurutku, ini sangat penting untuk dilakukan, karena Al-Qur’an ditulis dalam bahasa Arab, sehingga bagi orang sepertiku yang bukan dilahirkan di bumi kinanah tersebut, tentu saja aku tidak bisa mengetahui dan mengerti isi dan maksud yang telah termaktub dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an, tanpa membaca terjemahan bahasa yang bisa kumengerti (bahasa Ibu), yakni Bahasa Indonesia. Itu juga berlaku untuk yang lainnya, siapa pun itu (dalam hal ini umat manusia). Sungguh beruntunglah orang-orang yang bisa menguasai Bahasa Arab dan orang-orang yang hafal Al-Qur’an beserta isinya. Semoga Allah SWT menambahkan derajat orang-orang tersebut dan selalu memberikan hikmah-Nya pada mereka.
Adapaun Surah Al-Qur’an yang kubaca pagi ini adalah surah Al-A’araf ayat 1-27. Sebelumnya, agar untuk diketahui, Surah Al-A’raf (bahasa Arab:الأعراف, al-A’rāf, “Tempat Tertinggi”) adalah surah ke-7 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surah Al-An’am dan termasuk golongan surah Assab ‘uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al-A’raf karena perkataan Al-A’raf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al-A’raf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka. [Sumber]
Ketika membaca terjemahannya, sambil mencoba men-tadabbur-kannya sendiri (sembari berdo’a, semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan penerangan-Nya padaku, dan agar terhindar dari pemikiran dan pengartian yang salah sehingga menjadi sesat). Dan, perlu untuk diketahui, Tadabur Al-Quran adalah perenungan dan pencermatan ayat-ayat Al-Quran untuk tujuan difahami, diketahui makna-maknanya, hikmah-hikmahnya serta maksudnya (maksud firman Allah kepada hamba-hamba-Nya -red). [Informasi selengkapnya, bisa lihat di sini dan sini]
Dalam proses pemahaman dan pen-tadabbur-an terhadap terjemahan Surah Al-A’raf yang telah saya baca tersebut. Ada ayat yang telah memberikan sebuah pemikiran dan input informasi yang menjadi perenungan dan rasa keingintahuan yang saya rasakan.
Adapaun ayat yang saya maksudkan tersebut, Saya tuliskan kembali di sini, dari Al-Qur’an yang saya miliki.
Alhamdulillahirabbal’alamin, syukur alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, hari ini Engkau masih memberi napas kehidupan kepadaku, masih memberi nikmat keutuhan fisik tak ada kekurang apapun dalam diriku, masih memberikan nikmat kesehatan padaku, dan segala kenikmatan dari-Mu yang sesungguhnya tidak bisa diukur dan dihitung dengan apapun dan sesuatupun. Hanya Kepada-Mu lah aku bersyukur dan menyerahkan diri. Itulah suara-suara dalam hati dan benakku tatkala bangun dari tidur.
Pagi ini, di hari ini, setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Kugerakkan seluruh kemampuan kesadaranku untuk melakukan ibadah yang lain, yakni membaca Al-Qur’an. Kupaksa melawan rasa kantuk yang menyerang dan dinginnya udara.
Alhamdulillah, setelah selesai membaca ayat suci Al-Qur’an, kemudian kulanjutkan dengan membaca terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Menurutku, ini sangat penting untuk dilakukan, karena Al-Qur’an ditulis dalam bahasa Arab, sehingga bagi orang sepertiku yang bukan dilahirkan di bumi kinanah tersebut, tentu saja aku tidak bisa mengetahui dan mengerti isi dan maksud yang telah termaktub dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an, tanpa membaca terjemahan bahasa yang bisa kumengerti (bahasa Ibu), yakni Bahasa Indonesia. Itu juga berlaku untuk yang lainnya, siapa pun itu (dalam hal ini umat manusia). Sungguh beruntunglah orang-orang yang bisa menguasai Bahasa Arab dan orang-orang yang hafal Al-Qur’an beserta isinya. Semoga Allah SWT menambahkan derajat orang-orang tersebut dan selalu memberikan hikmah-Nya pada mereka.
Adapaun Surah Al-Qur’an yang kubaca pagi ini adalah surah Al-A’araf ayat 1-27. Sebelumnya, agar untuk diketahui, Surah Al-A’raf (bahasa Arab:الأعراف, al-A’rāf, “Tempat Tertinggi”) adalah surah ke-7 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surah Al-An’am dan termasuk golongan surah Assab ‘uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al-A’raf karena perkataan Al-A’raf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al-A’raf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka. [Sumber]
Ketika membaca terjemahannya, sambil mencoba men-tadabbur-kannya sendiri (sembari berdo’a, semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan penerangan-Nya padaku, dan agar terhindar dari pemikiran dan pengartian yang salah sehingga menjadi sesat). Dan, perlu untuk diketahui, Tadabur Al-Quran adalah perenungan dan pencermatan ayat-ayat Al-Quran untuk tujuan difahami, diketahui makna-maknanya, hikmah-hikmahnya serta maksudnya (maksud firman Allah kepada hamba-hamba-Nya -red). [Informasi selengkapnya, bisa lihat di sini dan sini]
Dalam proses pemahaman dan pen-tadabbur-an terhadap terjemahan Surah Al-A’raf yang telah saya baca tersebut. Ada ayat yang telah memberikan sebuah pemikiran dan input informasi yang menjadi perenungan dan rasa keingintahuan yang saya rasakan.
Adapaun ayat yang saya maksudkan tersebut, Saya tuliskan kembali di sini, dari Al-Qur’an yang saya miliki.
” Allah berfirman, “Turunlah kamu dari
surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya,
maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.” ”
[Q.S Al-A'raf : 13]
“Iblis menjawab, ‘Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka di bangkitkan.” ” [Q.S Al-A'raf : 14]
” Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” [Q.S Al-A'raf : 15]
” Iblis menjawab, “Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi)
mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan, Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat).” ” [Q.S Al-A'raf : 16-17]
” Allah berfirman, “Keluarlah kamu dari
surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa
di antara mereka mengikuti kamu, maka benar-benar Aku akan mengisi
neraka Jahannam dengan kamu semuanya.” ” [Q.S Al-A'raf : 18]
Di ayat yang saya tuliskan tersebut [Q.S
Al-A'raf : 13-18], merupakan dialog yang terjadi antara Allah SWT dengan
Iblis. Dimana, kejadian itu terjadi saat Iblis disuruh untuk sujud
(menghormati) Adam AS . Namun, karena kesombongannya, Iblis tidak mau
mematuhi perintah Allah SWT sehinga dia diusir dari syurganya Allah SWT.
Dan, karena Iblis telah diusir dan dihukum oleh Allah SWT sehingga
menjadi sesat, lalu Iblis pun bertekad akan terus menggoda manusia
(keturunan Adam AS) di bumi sampai hari kiamat tiba. Kurasa, kisah
(informasi) ini telah kita ketahui bersama, bahkan sedari kita kecil
(itu menurut anggapan saya).
Nah, ada yang perlu untuk dicermati, coba
perhatikan terjemahan ayat ke-14 Q.S Al-A’raf . Di ayat tersebut,
dijelaskan bahwa iblis memohon kepada Allah SWT agar diberi tangguh
(untuk kehidupannya) sampai hari pembangkitan (hari kiamat) itu tiba.
Artinya, disini Iblis meminta kepada Allah SWT agar diberi umur
panjang/abadi (menurut pemikiranku) sampai hari kiamat itu tiba. Dan,
dalam ayat selanjutnya, Allah SWT memenuhi permintaan Iblis
tersebut—Iblis diberi umur panjang (abadi) sampai hari kiamat tiba.
Selain itu, di ayat ke-14 Q.S Al-A’raf
tersebut, ternyata ada keterangan tambahan (catatan kaki) yang
menjelasakannya. Berikut saya tulis kembali dari Al-Qur’an yang saya
miliki.
Maksudnya : Janganlah saya (Iblis)
dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya
berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.
Menurut analisis dan pemikiran saya, itu
berarti Iblis dan keturunannya telah diberikan usia panjang (abadi) oleh
Allah SWT sampai hari kiamat tiba. Nah, pernyataan kritis saya adalah
kalau Iblis dan keturunannya diberi “anugerah” oleh Allah SWT, yakni
umur panjang (abadi) sampai hari kiamat itu tiba. Itu berarti sampai
dengan hari ini, jumlah keturunan iblis telah beranak pinak dan sangat
besar jumlahnya di dunia ini. Padahal, jumlah manusia saja sampai dengan
sekarang sudah sangat banyak, yakni hampir mencapai 7 milyar jiwa.
Tetapi, saya rasa jumlah Iblis dan keturunannya berkali-kali lipat dari
jumlah manusia yang ada di bumi sekarang ini. Itu karena Iblis telah
beranak pinak dan diberi usia yang panjang (abadi) oleh Allah SWT sampai
dengan hari kiamat tiba. Berarti (menurut hemat saya), bahwa hanya
terjadi pertambahan/peningkatan jumlah mereka (Iblis/setan) tanpa
diiringi dengan pengurangan/kematian mereka (Iblis/setan). Dan artinya,
grafik pertumbuhan mereka (iblis/setan) adalah ke atas, yakni terus
mengalami peningkatan.
Wow… Benarkah demikian adanya?! Saya pernah
memperoleh informasi dari orang lain yang memiliki kemampuan spritual
(batin) yang tinggi, katanya bumi (dunia) ini sudah sangat gelap sekali
dipenuhi setan-setan (iblis) yang terus tumbuh beranak pinak. Dan, itu
belum ditambah dengan keberadaan makhluk ghaib selain setan (iblis) yang
Allah ciptakan, yakni bangsa Jin.
Lalu, yang menjadi pertanyaan
penting saya adalah, benarkah Iblis dan keturunannya (setan) tidak bisa
mati sampai hari kiamat tiba? Benarkah iblis dan keturunannya itu tidak
bisa dibunuh? Bisakah kita (ras manusia) membunuh iblis dan
keturunannya, yang jelas-jelas keberadaanya membawa petaka dan
menyesatkan?! Jika iblis dan keturunnanya bisa dibunuh, bagaimana cara
membunuh mereka?!
Itulah, beberapa pertanyaan yang ada di
benak dan pikiran saya sekarang, dan saya akan mencoba mencari tahu
informasi ini kepada orang yang benar-benar ahli di bidangnya (dalam hal
ini mereka yang mempunyai pengetahuan agama yang dalam). Saya juga akan
berusaha mencari tahu informasinya mengenai hal ini dari bahan bacaan
terkait (buku, majalah, internet). Semoga saya bisa menemukan
jawabannya. Terima kasih Ya Allah, Engkau telah memberikan saya
pencerahan dan pengetahuan dari ayat-ayatMu sehingga membuat saya
merenung, berfikir, mencari tahu, dan menganalisnya sebagai bagian untuk
lebih mengingatMu dan bertakwa kepadaMu selalu. Karena saya yakin,
Engkau akan meninggikan derajat orang-orang yang berfikir dan akan
memberi jalan serta hikmah kepada mereka yang mau berfikir dalam
menemukan kebenaran sejati dariMu.
Karena itu, adakah para pembaca
(kompasianer) yang dapat memberikan pandangan, opini, jawaban, dan
pengetahuannya kepada saya seputar pertanyaan-pertanyaan saya itu. Jika
berkenan, mohon penjelasan dan pemaparannya.
Maha benar Allah dengan segala FirmanNya
Terima kasih banyak
Wassalam
———————————
Salam Berfikir, Mencari Kebenaran dan bukan Pembenaran
[CV]....http://agama.kompasiana.com/2010/12/28/bisakah-manusia-membunuh-iblis-dan-keturunannya-328003.html
Categories: Materi Islami